Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Kronologi Terungkapnya Kasus Pencabulan Anak di Gereja, 6 Korban Sudah Terlacak, Terjadi Sejak 2006

Kasus kekerasan seksual atau pencabulan di lingkungan gereja di Kota Depok, Jawa Barat, benar-benar di luar dugaan.

TRIBUNMANADO.CO.ID, DEPOK - Kembali terkuak kasus pencabulan Anak di Gereja di Depok yang terjadi sejak 2006 silam.

Kasus ini ternyata terjadi sejak 2006 dan hingga kini enam korbannya sudah terlacak.

Kasus kekerasan seksual atau pencabulan di lingkungan gereja di Kota Depok, Jawa Barat, benar-benar di luar dugaan.

Pelakunya tak lain adalah pria berinisial SPM (42) dan kini telah ditangkap polisi.

Masih Ingat Kasus Pasangan ASN yang Bukan Pasutri Pingsan di Dalam Mobil? Ini Fakta Terbarunya

PM diduga sebagai pelaku dari kasus pencabulan anak di bawah umur yang berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan di gereja.

Pihak gereja telah dan terus mendorong pembongkaran kasus itu dan kini sedang melakukan menginvestigasi agar bisa melakukan perbaikan ke depan.

Pendamping hukum para korban, Azas Tigor Nainggolan menduga, korban pada kasus itu bukan hanya satu atau dua anak, tetapi lebih dari itu.

"Sekarang memang tim kami masih terus menerima laporan anak-anak yang mengaku menjadi korbannya pelaku," kata Tigor saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/6/2020).

"Yang mengaku langsung kepada saya, setidaknya yang sudah clear mengaku, ada enam orang. Tapi, yang masih butuh klarifikasi ada sekitar lima lagi," tambah dia.

Tigor menyebutkan, sejauh ini pihaknya telah menerima pengakuan dari sejumlah anak yang pernah jadi korban pencabulan SPM.

Kebanyakan dari mereka merupakan anak-anak yang pernah terlibat dalam satu seksi kegiatan di mana SPM bertindak sebagai pembina kegiatan itu.

Presiden Joko Widodo Ajukan 31 Nama Calon Duta Besar Kepala Dewan Perwakilan Rakyat, Ini Daftarnya

SPM sudah jadi pembina kegiatan itu sejak awal 2000-an.

"Dari 6 orang itu, pencabulan terjadi pada periode yang berbeda sejak beberapa tahun ke belakang. Yang saya terima, paling lama kejadian terlacak tahun 2006," ujar Tigor.

Ia mengatakan, tim internal gereja yang telah menginvestigasi kasus itu sebelum melaporkan SPM ke polisi akan terus bekerja.

"Kasus kayak gini, kalau kita baca pengalaman-pengalaman pada kasus seperti ini sebelumnya, korbannya tidak satu. Bisa saja korbannya ada banyak," kata dia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved