Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Komentari Soal Wacana Prabowo yang Akan Maju Pilpres 2024, Ketua Umum PA 212: 'Prabowo Sudah Finish'

Slamet menilai Prabowo lebih baik menjadi seorang negarawan dan membiarkan adanya calon presiden baru dan muda untuk memimpin Indonesia.

Editor:
KOMPAS.COM/ANDREAS LUKAS ALTOBELI
Prabowo Subianto 

Alasan Prabowo sulit menang tak lepas dari keputusannya bergabung dengan koalisi pemerintah menjadi menteri pertahanan.
Menurut Hendri, Prabowo akan kehilangan banyak suara akibat keputusannya tersebut.

Meski demikian, Prabowo akan menjadi orang yang paling berpengalaman jika turut serta dalam kontestasi politik 2024.

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) berbincang usai memimpin rapat terbatas di fasilitas Produksi Kapal Selam PT PAL, Surabaya, Senin (27/1/2020). Rapat terbatas itu membahas industri pertahanan nasional terutama berkaitan dengan kebijakan pengembangan alat utama sistem senjata di PT PAL. TRIBUN/SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) berbincang usai memimpin rapat terbatas di fasilitas Produksi Kapal Selam PT PAL, Surabaya, Senin (27/1/2020). Rapat terbatas itu membahas industri pertahanan nasional terutama berkaitan dengan kebijakan pengembangan alat utama sistem senjata di PT PAL. TRIBUN/SETPRES/AGUS SUPARTO ((TRIBUN/SETPRES/AGUS SUPARTO))

"Pastinya akan berpengaruh besar, karena sekarang kan dia ini meninggalkan ranah oposisi menjadi koalisi. Nah itu otomatis kan mengecilkan suara pemilihnya," kata dia.

"Prabowo akan jadi orang paling berpengalaman kalau maju di kontestasi Pilpres, apapun hasilnya (kemarin-kemarin) dia itu orang paling berpengalaman," imbuhnya.

Di sisi lain, Hendri menyarankan agar Prabowo mempertimbangkan calon lain yang lebih muda dan berada di lingkarannya untuk maju. Seperti Sandiaga Uno.

"Menurut saya, itu hak beliau untuk maju, silakan aja. Kalau menang kalah kan Pak Prabowo punya hitungannya lah. Tapi alangkah baiknya beliau juga mempersiapkan kader yang lebih muda. Kan ada Sandiaga Uno di Gerindra, kalau harus dari Gerindra," tandasnya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto digadang-gadang kader Partai Gerindra menjabat kembali sebagai ketua umum partai berlambang kepala burung Garuda, untuk periode 2020-2025.

Namun, permintaan tersebut bukan upaya strategi Gerindra untuk memajukan Prabowo sebagai calon presiden pada 2024.

"Jangan berasumsi-asumsi, jangan berandai-andai, kami memilih ketua umum agar pembangunan partai terus berjalan, tidak ada yang lain."

"2024 masih jauh, masih goib," ujar politikus Gerindra Habiburokhman saat dihubungi Tribunnews, Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Ia menyebut sebaiknya semua pihak tidak perlu membicarakan persoalan pemilihan presiden setiap tahun, karena pesta demokrasi tersebut dilaksanakan dalam lima tahun sekali.

"Ini masih beberapa bulan setelah Pilpres sudah ngomong pemilu lagi."

"Nanti setelah enam bulan menjelang Pilpres baru tanya ke kami," ucapnya.

Anggota Komisi III DPR itu mengatakan, semua kader Gerindra dari tingkatan paling bawah hingga atas sudah sepakat dan bulat menginginkan Prabowo sebagai ketua umum lagi.

Dalam menentukan keputusan ketua umum, kata Habiburokhman, Gerindra akan melaksanakan kongres dalam waktu satu atau dua bulan ke depan, setelah rapat nasional beberapa hari lalu.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved