Update Virus Corona Sulut
Istri Dokter Rindu Berkumpul Bersama Keluarga, Henny: Tolong Jangan Ada Suara Sogok
Sebagai Istri seorang dokter bagi Henny juga ada perasaan dan harus merelakan suami bekerja ditengah pandemi ini.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Henny Sutjipto Tjiptamaya sebagai penasehat dan mantan ketua Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Cabang Manado angkat bicara terkait isu yang beredar khususnya di Sulawesi Utara.
Ketika ditemui di salah satu tempat di Kota Manado Henny Sutjipto Tjiptamaya mengatakan, sangat disayangkan jika ada suara yang menuduh dokter melakukan hal-hal yang tidak baik di tengah pandemi penyebaran Covid-19 ini.
"Terkait suara-suara yang mengatakan, seorang dokter itu disogok atau untuk mencari dalam pasien yang terkena Covid-19 ini, tolong tidak ada lagi yang seperti itu karena kami juga rindu kumpul bersama anak dan cucu," ucap Henny Sutjipto Tjiptamaya, Kamis (11/6/2020).
Bagi penasehat IIDI ini, siapa yang mau keluarganya kena virus ini, sebagai istri atau suami dokter dan saudara perawat tidak mau ada keluarga yang terinfeksi Covid-19.
Menurutnya, ada yang bilang gaji dokter itu berapa, tapi kalau mau korbankan keluarga sebagai istri dokter pasti tidak mau. Tapi karena pengabdian seorang dokter dari sumpah mereka itu tidak gampang. Panggilan seorang dokter itu tugas mulia, mereka merelakan kerja mati-matian di Rumah Sakit (RS).
Sebagai Istri seorang dokter bagi Henny juga ada perasaan dan harus merelakan suami bekerja di tengah pandemi ini.
Henny mencontohkan, seperti ada yang terjadi seorang dokter yang akan menikah tapi karena Covid-19 sehingga di tunda, dan terinfeksi akhirnya meninggal siapa yang mau seperti itu kalau hanya mau pikir cuti saja dulu tapi karena pengabdian mereka merelakan keluarga.
"Sebagai keluarga dokter dan perawat apalagi yang menangani Covid-19 pastinya ada rasa keragu-raguan tapi kami hanya bantu dalam doa saja agar Tuhan lalukan semua ini," kata Henny.
Jadi Henny menegaskan, kalau mau bilang ada dokter yang pakai mencari ditengah pandemi ini, tidak ada niat seorang dokter seperti itu karena itu tugas mulia mereka juga bertaruh nyawa.
Istri dari dokter umum ini juga mengaku, suaminya banyak pasien yang datang, tapi karena ada pandemi ini sehingga dikurangi jam kerja untuk dibatasi agar tidak bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.
Kalau hanya ingin mencari keuntungan kenapa harus dikurangi jam kerja.
Henny ucapkan, kasihan kalau ada tuduhan-tuduhan yang mengatakan ada sogok atau mengambil keuntungan ditengah pandemi ini, tapi sekali lagi tolong hindari pikiran-pikiran yang negatif seperti itu.
Henny juga sampaikan, siapa yang tidak sakit hati, kalau orang yang kita cintai meninggal dunia dan langsung dikuburkan, tapi untuk memutus mata rantai harus ikut protokol kesehatan.
"Yang merasakan seperti itu bukan hanya satu atau dua orang, tapi kita semua kena. Ia mencontohkan ada juga saudaranya yang meninggal di luar daerah, tidak bisa hadir dan melihat langsung karena ikuti protokol ini," tambah mantan ketua IIDI.
Bagi Henny, menjadi dokter atau perawat itu tidak gampang apalagi menangani Covid-19 ini, harus pakai Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap. Contohnya yang bukan dokter, hanya pakai satu masker sudah terasa susah, apalagi mereka yang selama beberapa jam tidak makan dan minum.