Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

China Ancam Australia Lewat Ekonomi Terkait Soal Insiden Rasis, Ini Jawaban PM Scott Morrison

Australia pada Kamis (11/6/2020) memperingatkan bahwa pihaknya tidak bisa diintimidasi oleh China.

Editor: Glendi Manengal
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison hadir saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Jokowi dan Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden masa jabatan 2019-2024. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabarnya  hubungan Australia dan China kian memanasnya .

Sebelumnya dikabarkan warga China diserang dan dihina, hingga tiongkok memberi peringatan warganya untuk tidak travel kesana.

Terkait hal tersebut Australia pada Kamis (11/6/2020) memperingatkan bahwa pihaknya tidak bisa diintimidasi oleh China.

Weird Genius Lewati Suga BTS di Top 100 Lagu Global Youtube, Diperingkat Berapa Lathi ?

Soal Tantangan Luhut, Rizal Ramli Tak Hadir dalam Perdebatan yang Jadwalnya Diubah: Itu Mah Ngawur

Menhan AS Terancam Dipecat, Tolak Perintah Donald Trump Tak Turunkan Tentara di Demo George Floyd

Bendera Australia
Bendera Australia (Istimewa)

China melakukan upaya 'paksaan' secara ekonomi serta ancaman akan menghambat laju wisatawan serta pelajar dari negeri Panda ke negeri Kangguru yang bernilai miliaran dollar.

Beijing telah mengeluarkan peringatan dalam beberapa hari terakhir bahwa orang China harus menghindari Australia karena kekhawatiran tentang insiden rasis yang menargetkan etnis Asia selama wabah virus corona.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menepis tuduhan adanya perlakukan rasis terhadap etnis China sebagai 'sampah' pada Kamis (11/6/2020).

"Ini konyol dan tidak diperbolehkan," ujar Morrison selama wawancara radio.

Dia menambahkan, "Kami memiliki hubungan dagang penting dengan China dan saya ingin itu terus berlanjut," ujar Morrison.

Namun dia memperingatkan pemerintahnya untuk "tidak pernah diintimidasi oleh ancaman" atau "memperdagangkan nilai-nilai mereka sebagai tanggapan terhadap paksaan dari mana pun datangnya."

Selama krisis wabah, rasialisme terhadap warga Asia dilaporkan meningkat berdasarkan laporan komisi anti-diskriminasi New South Wales.

Ketegangan telah meningkat dengan kuat beberapa tahun terakhir antara dua pemerintahan itu karena Australia telah melawan gerakan China untuk membangun pengaruh baik dalam negeri mau pun di seluruh wilayah Pasifik.

Baru-baru ini Canberra membuat marah Beijing dengan menyerukan penyelidikan internasional tentang asal dan penanganan pandemi virus corona di China Tengah.

Sejak itu China mengambil beberapa langkah penekanan ekonomi yang menargetkan perdagangan dengan Australia, termasuk upaya untuk mencegah para wisatawan China yang mewakili kelompok wisatawan asing terbesar di Australia, juga pelajar mereka.

Dampak dari larangan bepergian Beijing hanya akan diketahui setelah perbatasan Australia - yang kini ditutup untuk semua wisatawan yang keluar-masuk dan lakukan perjalanan tidak penting karena pandemi - dibuka kembali.

Selain wisata, pendidikan adalah ekspor terbesar keempat Australia dengan lebih dari 500.000 pelajar internasional terdaftar pada tahun lalu, membawa keuntungan sekitar 37 miliar dollar Australia.

Setelah dukungan Canberra untuk penyelidikan virus, duta besar China di Canberra mengancam boikot konsumen yang meluas terhadap produk-produk Australia.

Peringatan itu ditindaklanjuti oleh empat eksportir besar daging Australia.

Dan pada Mei lalu, China yang menuduh Australia telah melakukan dumping, menaikkan tarif 80 persen gandum Barley Australia yang merugikan para petaninya sampai 350 juta dollar AS dalam setahun (setara Rp 4,9 triliun).

Ilustrasi.
Ilustrasi. (SHUTTERSTOCK)

Warga China di Australia Diserang dan Dihina

China mengeluarkan travel warning ke Australia untuk warganya. Melansir People's Daily, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada hari Senin (8/6/2020) bahwa peringatan tersebut didasarkan pada fakta-fakta yang memadai. Misalnya saja, China melihat lonjakan penyalahgunaan rasial terhadap warga China dan warga Asia lainnya selama pandemi Covid-19.

"Ada banyak fakta dan argumen untuk peringatan perjalanan China ke Australia," jelas Hua Chunying, juru bicara kementerian luar negeri China, seperti yang dikutip dari People's Daily. 

Hua mencatat, baru-baru ini, diskriminasi terhadap warga China dan Asia lainnya di Australia telah muncul, seperti yang dilaporkan secara luas oleh media Australia.

"Sebagai contoh, beberapa politisi dan media Australia menyebut virus corona sebagai 'virus China' dan secara jahat merusak bendera nasional Tiongkok dan lambang nasional".

"Banyak warga Tionghoa perantauan di Australia telah dihina atau bahkan diserang secara verbal".

"Keluarga mereka hancur dan mereka menderita perlakuan tidak adil dalam pekerjaan sehari-hari mereka," kata Hua.

"Grafiti rasis yang menargetkan China terlihat di Sydney, Melbourne, Brisbane dan kota-kota Australia lainnya," katanya.

Menurut Hua, data dari Komisi Hak Asasi Manusia Australia menunjukkan bahwa pada kuartal pertama 2020, ratusan warga Asia mengeluhkan diskriminasi rasial, yang merupakan 25% dari pengaduan.

Australian Broadcasting Corp melaporkan bahwa ada tiga serangan rasis terhadap keluarga Tiongkok dalam satu minggu di bulan April.

Negara bagian New South Wales menerima 241 pengaduan diskriminasi rasial antara Januari dan April 2020, sementara polisi di Queensland menerima 22 laporan serupa dari Maret hingga awal Mei.

"Bukankah laporan-laporan ini cukup persuasif?" tanya Hua.

Dia menambahkan, pemerintah China selalu mengambil sikap bertanggung jawab dan mengingatkan warga negara China untuk menjaga keamanan mereka sendiri.

"Kami juga mendesak pihak Australia untuk menghadapi masalah dan mengambil langkah nyata untuk menjaga keselamatan dan hak-hak warga China di Australia," kata Hua.

Weird Genius Lewati Suga BTS di Top 100 Lagu Global Youtube, Diperingkat Berapa Lathi ?

Soal Tantangan Luhut, Rizal Ramli Tak Hadir dalam Perdebatan yang Jadwalnya Diubah: Itu Mah Ngawur

Menhan AS Terancam Dipecat, Tolak Perintah Donald Trump Tak Turunkan Tentara di Demo George Floyd

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diancam China Pakai Ekonomi, Ini Jawaban PM Australia" dan sebagian di Kontan.co.id dengan judul " Warganya diserang, China keluarkan travel warning ke Australia "

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved