Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wali Kota Bitung dan Istri Isolasi usai Kontak Dokter Positif Corona: IGD RS Manembo-Nembo Tutup

Wali Kota Bitung Max J Lomban bersama istri, Khouni Lomban-Rawung, harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
istimewa
Penggunaan baju Adat Goronto oleh Wali Kota Bitung Max Lomban dan Istri1234 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG – Wali Kota Bitung Max J Lomban bersama istri, Khouni Lomban-Rawung, harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari setelah sempat berkontak dengan orang yang belakangan dinyatakan positif terpapar Coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Pada Sabtu (6/6/2020), dua warga Bitung dinyatakan positif Covid-19, yakni pasien kasus 436, perempuan 61 tahun, seorang tenaga kesehatan (dokter) di sebuah rumah sakit di Bitung. Kemudian kasus 437, perempuan 26 tahun, juga tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan Bitung.

Pemerintah Izinkan Lagi Ekspor APD: Surplus Produksi Dalam Negeri

Selanjutnya pada Minggu, bertambah dua orang lagi dari Bitung, yakni pasien kasus 472, laki-laki, sebelumnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Budi Mulia Bitung lalu dirujuk ke RSUP Kandou Manado. Kasus 490, perempuan 24 tahun, screening Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulut.

Kepala Kesehatan Kota Bitung Jeannet Watuna yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Bitung, Selasa (9/5/2020), mengatakan, Wali Kota dan istri menjalani isolasi mandiri, bukan di rumah singgah, karena memiliki kontak erat risiko rendah (KERR) dengan satu di antara pasien di atas. Keduanya juga sudah menjalani tes cepat (rapid test) dan hasilnya non-reaktif.

“Tujuh sampai 10 hari kemudian akan dilakukan rapid test lagi," kata Jeannet.
Satgas Covid-19 Bitung langsung melacak orang-orang yang sempat berkontak dengan empat pasien tersebut. Pada Senin, sebanyak 191 warga menjalani tes cepat, lalu pada Selasa terhadap 86 orang, termasuk Wali Kota dan Ibu. Seluruhnya ada 277 orang.

Dokter Sunny Rumawung, pemerhati kesehatan di Kota Bitung, mengatakan, mereka yang sempat berkontak dengan pasien memang sebaiknya langsung menjalani isolasi dengan pengawasan ketat, lalu menjalani tes cepat.

Walaupun hasil tes cepat pertama hasilnya non-reaktif (karena belum terbentuk antibodi), tetap harus kembali menjalani tes cepat yang kedua dengan jarak waktu 7-10 hari. Jika hasil tes cepat pertama atau kedua reaktif, maka harus menjalani tes usap (swab test).

Kata Sunny, isolasi bertujuan agar orang tersebut tidak melakukan kontak lagi dengan orang lain sambil menunggu hasil pemeriksaan. Bertambah banyaknya kasus positif karena banyak yang ketika disuruh melakukan isolasi mandiri tapi tidak menjalankan dengan baik sehingga ketika hasil orang tersebut positif, yang bersangkutan telah melakukan kontak dengan banyak orang lain.

PLN Bantah Naikkan Tarif Listrik Diam-diam

Terkait dua tenaga kesehatan yang dinyatakan positif Covid-19, Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Manembo-Nembo dan Public Service Center (PSC) 119 yang bernaung di Dinas Kesehatan Kota Bitung harus berhenti melayani warga. Direktur RSUD Manembo-nembo dr Pitter Lumingkewas menyebut, penutupan operasional telah disampaikan ke Dinkesda Sulut.

"Kami terus melakukan penelusuran semua petugas yang kontak erat dan yang tahu kontak erat langsung ditindak lanjuti dengan mereka diisolasi, dan antre melakukan rapid test dan swab," kata dia.

Penutupan tersebut, lanjut dia, murni pertimbangan medis untuk mencegah dampak pada 1-2 minggu ke depan sambil menunggu hasil swab terhadap tenaga medis agar tidak membahayakan masyarakat.

Adapun untuk PSC 119, Jeannet Watuna menyebut, berjalannya operasional fasilitas tersebut tergantung hasil tes cepat pertama kepada para petugas. "Kalau hasilnya non reakitf semua berarti aman, akan aktifkan atau jalan kembali aktifitas PSC 119," kata dia.

Langkah antisipasi

Kasus positif Covid-19 di Sulut melonjak. Langkah antisipasi, pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana untuk penanganan PDP maupun terkonfirmasi positif.

Gubernur Sulut, Olly Dondokambey mengatakan, pemerintah menyiapkan beberapa rumah sakit (RS) daerah untuk penanganan, termasuk menjalin kerja sama dengan RS swasta. "Kita siapkan sarana prasarana RSUD khusus penaganan Covid. Supaya bisa konsentrasi," ujarnya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved