Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Provokasi Jadi Penghalang Rapid Test, Pemprov Makassar Gencarkan Edukasi ke Masyarakat

Nurdin menambahkan, Makassar yang masih tergolong zona merah karena sempat ada pelonggaran yang dilakukan pemerintah kota.

Editor: Isvara Savitri
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Pemerintah Kota Makassar melakukan rapid test bagi pedagang di Pasar Pabaeng-baeng, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Selasa (12/5/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MAKASSAR - Minimnya pelaksanaan tes virus corona (Covid-19) di Indonesia membuat penyebarannya sulit dikendalikan.

Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan tes Covid-19 juga menjadi masalah tersendiri.

Permasalahan ini dikemukakan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah. 

"Yang menjadi masalah kami sekarang ini yaitu provokasi dari orang-orang tidak bertanggungjawab terhadap gencarnya Pemprov melakukan rapid test," kata dia saat telekonferensi dengan BNPB, Rabu (10/6/2020).

Nurdin mengklaim, untuk kawasan Sulawesi Selatan, kini lebih banyak wilayah zona hijau ketimbang zona merah.

Mulai dari, Kabupaten Toraja Utara yang masuk zona hijau karena tidak ada satupun yang terkonfirmasi positif Covid-19. 

Tetapi ada 3 daerah yang menjadi sorotan serius bagi Pemprov Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten/Kota yakni Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Maros dan Kota Makassar.

"Tinggal tiga itu, yang lain saya kira InsyaAllah belum ada lagi transmisi lokal, sudah hampir tidak ada lagi," jelas dia.

Nurdin menambahkan, Makassar yang masih tergolong zona merah karena sempat ada pelonggaran yang dilakukan pemerintah kota.

Padahal, sebelumnya daerah ini merupakan episentrum penularan utama.

"Kami ingin Makassar lebih ketat lagi, kemarin itu ada pergantian pejabat walikota ada kesulitannya miskomunikasi dalam penentuan kebijakan," jelas dia.

Lebih lanjut, Nurdin bilang, pihaknya bersama pemerintah kabupaten/kota akan terus meningkatkan pengawasan dan pencegahan Covid-19.

Pertama, edukasi untuk memberi pemahaman dan menyadarkan masyarakat untuk betul-betul melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

Yaitu menggunakan masker paling utama, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan.

Kedua, bergerak aktif melakukan tracing contact supaya dapat ditemukan orang-orang yang diduga dapat menularkan.

Ketiga melakukan tes, baik menggunakan PCR test maupun rapid test.

Ia menyebutkan, pihaknya telah mampu meningkatkan kapasitas laboratorium dari yang sebelumnya 350 spesimen per hari menjadi 800 spesimen per hari pada saat ini.

"Kenaikan ini karena peningkatan kapasitas lab jadi kita berharap menekan kematian, kurva Rt nya melandai, ini yang kami dorong sehingga betul-betul kami terus melakukan upaya-upaya supaya cepat untuk mengendalikan Covid-19," tegas dia.

Nurdin juga akan merumuskan bersama-sama pemerintah kabupaten/kota untuk membuat regulasi protokol kesehatan di masa new normal.

"Jadi inilah yang kami coba mendorong, kami akan bersama-sama membuat peraturan yang kira-kira dapat membuat masyarakat kita lebih disiplin terutama dalam rangka peningkatan kesehatan," tutur Nurdin.(*)

Artikel ini telah tayang di KONTAN dengan judul Gubernur Sulawesi Selatan: Provokasi jadi penghambat rapid test.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved