Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

GAMKI

Ketua GAMKI Minsel Kirimkan Surat Terbuka Untuk Gubernur Sulut, Ini Isinya

Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen (GAMKI) Cabang Minahasa Selatan (Minsel) Alfons Sumual mengirimkan surat terbuka untuk Gubernur

Editor: David_Kusuma
Istimewa
Alfons Sumual 

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen (GAMKI) Cabang Minahasa Selatan (Minsel) Alfons Sumual mengirimkan surat terbuka untuk Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey terkait harga kopra.

Dalam surat terbuka ini Alfons Sumual mempertanyakan laporan data dari Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara Refly Ngantung yang menjelaskan bahwa harga beli di Tingkat petani yakni 70 ribu per kilogram (kg).

Menurut dia saat ini harga cengkih di tingkat petani ada di kisaran Rp 50 ribuan/kg.

Gubernur Ambil Langkah Antisipasi Lonjakan Pasien Covid-19, Siapkan RS Daerah dan Swasta

Berikut isi surat terbuka tersebut:

Surat Terbuka untuk Gubernur Sulawesi Utara Bapak Olly Dondokambey

Bapak Gubernur Sulut yang saya hormati. Membaca dan menanggapi berita Harian Tribun Manado Tertanggal 7 Juni 2020 dengan Headline Halaman depan "STIMULUS CENGKIH-KOPRA 153 M" kami petani cengkih merasa berterima kasih kepada Bapak Gubernur terhadap perhatian petani Cengkih dan Kelapa di Sulut. Dan melaporkan secara teleconverence kepada Menteri Kordinator Perekonomian Airlangga Hartato.

Tapi kami sangat menyayangkan laporan data dari Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara Refly Ngantung yang menjelaskan bahwa harga beli di Tingkat petani yakni 70 ribu/kg. Perlu saya tekankan bahwa saat ini harga Cengkih di tingkat petani ada dikisaran Rp. 50 ribuan/kg. Sedangkan informasi yang saya dapat pembelian di penampung di Manado ada di kisaran Rp. 60 ribuan.

Jika harga di Manado Rp. 60 ribuan/kg maka sangat cocok jika kondisi saat ini pembelian di tingkat petani di desa Rp. 50 ribuan/kg.

Olehnya saat ini saya meminta kepada Bapak Gubernur Olly Dondokambey untuk melihat kondisi keterpurukan petani cengkih bahkan kopra di desa-desa. Saya berharap Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara tidak asal bunyi dan memberikan data real di lapangan kepada Bapak Gubernur. Masukan untuk Bapak Gubernur kiranya suatu saat nanti bisa berdiskusi dengan para Petani Cengkih sehingga bisa tahu persis kondisi yang ada.

Jika harga per kg/ Rp. 70 ribu itupun menurut kami belum memberikan kesejahteraan lebih kepada petani. Asumsinya secara sederhana saya gambarkan sebagai berikut.

Biaya pengeluaran Petani:

1. Harga Per 1 liter Rp. 5.000.
Rp. 5.000 x 6 (1kg cengkih kering = 6 liter mentah) = 30.000

2. Rokok /orang 1 bks= 12.000

3. Makan/minum per orang= Rp. 15.000 (3x sehari)

4. Biaya Jemur

5. Biaya Bersih saat kering

6. Transportasi

7. Pemupukan, Pembersihan

Nah itu gambaran singkat kondisi pengeluaran petani cengkih di saat panen. Belum lagi jika masa panen cuaca tidak bersahabat alias hujan. Bayangkan jika harga pengeluaran petani di atas dikurangi biaya jemur dan pembersihan serta pemupukan disaat kering sudah mencapai kisaran Rp 57.000/kg. Nah sekarang harga di desa-desa ada di kisaran Rp. 50 ribuan/kg.

Olehnya pada surat terbuka ini saya meminta kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara agar memberikan data real kepada masyarakat khususnya petani cengkih soal harga saat ini. Jika ada kesalahan data agar kiranya Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bisa mengkoreksi dan meminta maaf kepada masyarakat perihal jika ada kesalahan data. Kami juga masih ingat pernyataan Bapak Gubernur Sulawesi Utara pada bulan Juni 2019 dimana ada pernyataan dari Pemprov Sulut bahwa PT. Djarum siap membeli Cengkih Petani seharga Rp. 85.000/kg. Tapi kenyataannya saat ini harga cengkih makin hari makin menurun harganya sebelum bahkan di saat pandemi Covid-19.

Demikian surat ini saya buat secara terbuka semoga ada perhatian dari Pemprov Sulawesi Utara. Pakatuan Wo Pakalawiren, Cita Waya Esa. Tuhan memberkati

Hormat Saya

Alfons Sumual
Anak dari seorang Petani Cengkih.

(Maaf kalu nda covid qt so ke Manado ketemu Kadis dan Gubernur Sulut)"

Masuk Zona Kuning, Mitra Intenskan Protokol Covid-19

Diwawancarai www.tribunmanado.co.id, Alfons Sumual Selasa (8/6/2020) mengatakan surat terbuka itu sebagai respon atas laporan harga cengkih yang tak sesuai data. "Kami sangat menyayangkan laporan itu," ujarnya.

Dia berharap dengan adanya surat terbuka itu Gubernur Sulut dapat memperjuangkan harga kopra supaya petani menjadi sejahtera.

"Kalau harganya hanya di kisaran Rp 70 ribu per kilogram itu belum cukup baik bagi petani," pungkasnya.

KONI Sulut Berikan 120 Atlet PON Peralatan Latihan Mandiri

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved