Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kesehatan

Garam Himalaya Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Garam Biasa, Benarkah?

Garam himalaya diekstraksi secara manual dan minim proses pemurnian, sehingga garam ini minim tambahan zat kimia.

Editor: Isvara Savitri
Freepik.com
Ilustrasi garam biasa dan garam himalaya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, KESEHATAN - Garam himalaya merupakan garam yang berasal dari kaki perbukitan Himalaya dan memiliki warna merah muda.

Belakangan garam ini popularitasnya melejit karena diklaim mengandung berbagai mineral serta bisa memberikan manfaat bagi kesehatan.

Hal tersebut membuat garam himalaya diklaim lebih sehat daripada garam biasa. Apakah hal tersebut benar?

Sebelum mengulas klaim tersebut, berikut penjelasan apa itu garam himalaya, dan beda garam himalaya dengan garam biasa.

Apa itu garam himalaya?
Melansir Healthline, garam himalaya adalah garam yang ditambang dari kawasan pertambangan garam Khewra, di dekat Himalaya, Pakistan.

Tambang garam Khewra adalah salah satu tambang garam tertua dan terbesar di dunia. Tambang ini diyakini terbentuk sejak jutaan tahun silam.

Garam himalaya diekstraksi secara manual dan minim proses pemurnian, sehingga garam ini minim tambahan zat kimia.

Namun, seperti garam biasa atau garam dapur, garam himalaya banyak mengandung natrium klorida.

Cara menggunakan garam himalaya serupa dengan garam biasa. Yakni untuk memasak, membumbui makanan, untuk mengangkat sel kulit mati saat mandi, dll.

Beda garam himalaya dengan garam biasa
Berkat pemrosesan secara alami ditunjang kandungan mineral yang berbeda dari garam biasa, garam himalaya memiliki warna merah muda.

Salah satu yang membuat mineral yang membuat warna garam himalaya berwarna merah muda adalah zat besi.

Salah satu studi menganalisis kandungan nutrisi berbagai jenis garam termasuk garam himalaya dan garam biasa (garam dapur). Berikut hasilnya:

Garam himalaya per satu gram mengandung:

  • Kalsium: 1,6 miligram
  • Kalium: 2,8 miligram
  • Magnesium: 1,06 miligram
  • Zat besi: 0,0369 miligram
  • Sodium: 368 miligram

Garam biasa (garam dapur) per satu gram memiliki:

  • Kalsium: 0,4 miligram
  • Kalium: 0,9 miligram
  • Magnesium: 0,0139 miligram
  • Zat besi: 0,0101 miligram
  • Natrium: 381 miligram

Seperti yang terlihat dari perbandingan kandungan gizi kedua garam di atas, garam dapur memiliki lebih banyak natrium ketimbang garam himalaya.

Sementara garam himalaya mengandung lebih banyak kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi.

Akan tetapi, perbedaan kandungan nutrisi kedua jenis garam tersebut sangat kecil atau tidak signifikan.

Untuk memenuhi kebutuhan kalium per hari misalkan, dibutuhkan 1,7 kilogram garam hilamaya per hari.

Jumlah tersebut tidak realistis untuk dikonsumsi, karena konsumsi garam berlebihan justru bisa berbahaya bagi kesehatan.

Benarkah garam himalaya lebih sehat dari garam biasa?
Beberapa klaim menyebut manfaat garam himalaya di antaranya bisa menunjang diet.

Namun, sejumlah klaim kesehatan terkait garam himalaya belum memiliki bukti kuat atau studi pendukung.

Melansir Medical News Today, garam himalaya diklaim lebih rendah natrium ketimbang garam biasa, sehingga dianggap bisa menunjang diet. 

Padahal, merujuk data studi, perbedaannya tidak signifikan sehingga klaim tersebut tidak sepenuhnya tepat.

Faktanya, ukuran kristal garam himalaya ada yang lebih besar ketimbang garam biasa dan ada yang sama saja.

Secara teknis, ukuran kristal garam yang lebih besar membuat porsi natrium per takarannya jadi lebih sedikit.

Sehingga, penggunaannya bisa jadi lebih sedikit ketimbang pemakaian garam biasa.

Namun, perlu diperhatikan, ada juga garam himalaya yang punya ukuran butiran sama dengan garam biasa. Sehingga, takaran penggunaannya jadi sama saja.

Hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaan garam himalaya maupun garam biasa sebenarnya terkait batas aman konsumsi natrium per hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan menganjurkan, konsumsi garam setiap orang maksimal 2 ribu miligram natrium, atau 1 sendok teh, atau 5 gram per hari.

Efek samping konsumsi garam berlebihan bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, osteoporosis, sampai penyakit ginjal.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mitos atau Fakta, Garam Himalaya Lebih Sehat dari Garam Biasa?".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved