Update Virus Corona Sulut
Dosen Epidemiologi dari Sulut Desak Pemerintah Sediakan Ruang Isolasi Khusus Pasien Covid-19
Dari pengamatan, laju pertambahan pasien terkonfirmasi positif akhir-akhir ini lebih cepat dibanding jumlah pasien yang terkonfirmasi 2x negatif.
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - Dosen Epidemiologi dari UNIMA Jonesius Manoppo menilai jumlah pasien positif Covid-19 di Sulawesi Utara (Sulut) yang kian meningkat tajam harus berbanding dengan ketersediaan ruang isolasi yang cukup.
Dari pengamatannya, laju pertambahan pasien terkonfirmasi positif akhir-akhir ini lebih cepat dibanding jumlah pasien yang terkonfirmasi 2x negatif atau yang sembuh, sehingga mengakibatkan pasien bertumpuk di Rumah Sakit.
"Dari data hari ini total 73 orang dinyatakan sembuh, 47 orang meninggal dan sisanya berarti ada 431 pasien dalam perawatan itu belum termasuk PDP yang sementara dirawat namun masih menunggu hasil," papar Manoppo kepada Tribun Manado.
Menurutnya, Pemerintah memang sudah menambah kapasitas tempat tidur di ruang isolasi bahkan menambah ruangan-ruangan isolasi yang baru.
Tapi sepertinya kuota tersebut juga segera akan penuh.
Walaupun, Pemerintah Provinsi memang telah menetapkan beberapa rumah sakit sebagai tempat merujuk PDP, dan itu merata di kabupaten kota.
"Tapi kenyataanya pertambahan drastis hanya terjadi di beberapa kabupaten/kota sehingga di wilayah seperti kota manado jadi sangat bertumpuk sedangkan di daerah Kepulauan dan Bolmong Raya kapasitas tempat tidur yang disiapkan tidak semuanya terpakai," ungkap Manoppo.
Untuk itu, kata dia, sebaiknya Satgas Covid-19 mulai memikirkan untuk mencari Fasilitas Isolasi selain Rumah Sakit yang ada saat ini, terutama untuk yang terkonfirmasi positif Swab namun tanpa Gejala
"Sehingga tempat tidur di Ruangan Isolasi Rumah Sakit bisa dimaksimalkan untuk pasien dengan gejala sedang dan berat," jelas Manoppo.
"Ini bukan mulai memikirkan lagi, tapi harus segera merealisasikan," tegasnya.
Selain itu, Fasilitas ini juga nanti harus memiliki penjagaan dan kesiapsiagaan yang sama dengan RS, kalau fasilitas ini dijalankan maka bisa menepis anggapan yang beredar saat ini di masyarakat bahwa pihak RS mencari keuntungan dari pasien positif covid-19.
"Karena yang pasti bukan cuma RS yang sedang banyak pekerjaan saat ini, tapi juga Tenaga Kesehatan yang melakukan tracking di lapangan, dan sudah semestinya kesejahteraan mereka diperhatikan, wacana pemberian insentif juga segera direalisasikan," pungkasnya. (Mjr)
• Kasus Covid-19 di Minsel Meningkat, Pos Penjagaan Makin Diperketat.
• Perindo Dukung Pasangan Calon Olly-Steven dan Maurits-Hengky.
• Tingkatkan Kapasitas Daya Tampung Ruang Isolasi, RSUD Anugerah Tambah Jumlah Tempat Tidur.