New York Times
Terbitkan Opini Politisi Republik yang Picu Kegaduhan, Editor New York Times Mundur
Editor opini New York Times mengundurkan diri, setelah ulasan dari politisi Republik mengenai pengerahan militer menimbulkan kegaduhan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - James Bennet, editor opini New York Times mundur setelah artikel yang ditulis Senator Tom Cotton, Send in the Troops, berdampak pada perdebatan di ruang redaksi.
Opini itu berisi dukungan bagi Presiden Donald Trump, yang mengancam bakal mengerahkan militer untuk meredam kerusuhan dalam demo George Floyd.
Awalnya, New York Times mempertahankan penerbitan artikel itu, sebelum akhirnya memberikan pengakuan opini itu "tak memenuhi standar" mereka.
Perubahan posisi itu terjadi setelah editorial yang diterbitkan Rabu pekan lalu (3/6/2020) menuai protes baik dari staf maupun publik.
Bahkan, sejumlah jurnalis The Times memutuskan untuk tidak masuk kerja keesokan harinya (4/6/2020) sebagai bentuk protes.
Bennet, yang menjadi editor opini sejak 2016, mengakui dia sama sekali tidak membaca tulisan dari Cotton sebelum diterbitkan.
Dilansir BBC Senin (8/6/2020), politisi Republik itu menulis perlunya menggunakan "kekuatan hebat" untuk menghalau massa yang disebutnya "perusuh".
Publikasi itu muncul di tengah gerakan yang dilakukan ratusan ribu orang di seluruh AS, memprotes rasialisme dan kebrutalan polisi.
Aksi itu muncul setelah George Floyd, seorang pria Afro-Amerika tewas karena lehernya ditindih polisi kulit putih di Minneapolis, 25 Mei lalu.
Lebih dari 800 pegawai harian berusia 168 tahun itu menandatangani petisi, berisi kecaman atas artikel yang mereka anggap misinformasi.
"Sebagai perempuan kulit hitam, sebagai jurnalis, saya malu kami sampai mengeluarkan ini," kata Nikole Hannah-Jones, penerima Penghargaan Pulitzer, di Twitter.
Dalam sebuah catatan kepada staf Minggu (7/6/2020), AG Sulzberger selaku bos The Times mengatakan, terdapat gangguna signifikan sejak publikasi itu muncul.
"Meski bukan yang pertama kami alami dalam beberapa tahun terakhir," tulisnya. Sulzberger menyebut Bennet mundur setelah setuju "perlunya tim baru untuk memimpin departemen".
Meski begitu, surat tersebut sama sekali tidak menyebutkan mengenai ulasan yang dibuat Cotton, senator yang mengabdi pada konstituen Arkansas.
Dalam pembelaannya, salah saut harian terkemuka AS itu menerangkan mereka harus mengakomodasi sudut pandang lain sehingga memilih tulisan Cotton.