Ibunda Lettu Wisnu Menangis di Pemakaman: Tinggalkan Anak Usia Empat Bulan
Suasana duka menyelimuti pemakaman Lettu Wisnu Tia Aruni pada Minggu (7/6) siang.Pria berusia 28 tahun itu dimakamkan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Suasana duka menyelimuti pemakaman Lettu Wisnu Tia Aruni pada Minggu (7/6) siang.Pria berusia 28 tahun itu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Bergota II atau dikenal dengan TPU Kembangarum.
• Jokowi Jogging di Bogor Warga Berkerumun di GBK: Olahraga Ditemani Panglima TNI dan Kapolri
Lettu Wisnu merupakan salah satu korban tewas dalam kecelakaan helikopter MI 17 di Kabupaten Kendal pada Sabtu (6/6) sore. Helikopter itu mendarat darurat secara keras di dalam Kawasan Industri Kendal hingga menyebabkan helikopter itu terbakar.
Proses pemakaman Lettu Wisnu dilakukan secara militer dan yang menjadi inspektur upacara yakni Komandan Puspenerbad, Mayor Jenderal TNI Teguh Pudjo Rumekso. Nampak anggota keluarga almarhum berduka selama proses pemakaman.
Tak terkecuali istri Lettu Wisnu, Yuanita Rahmawati. Istrinya Lettu Wisnu nampak menahan air mata selama proses pemakaman sang suami. Namun pemandangan berbeda ditunjukan oleh ibu dari Lettu Wisnu. Sang ibu terlihat sangat sedih dan terpukul atas kehilangan sang anak.
Lettu Wisnu meninggalkan seorang istri dan seorang anak yang masih baru berusia 4 bulan.Mayjen Teguh mengatakan pihaknya akan mempercepat proses investigasi penyebab laka helikopter yang menjadi salah satu andalan TNI AD itu.
• China: Vaksin Covid-19 Jadi Barang Bebas, Lima Vaksin Memasuki Uji Klinis Tahap II
Menurutnya bahwa helikopter tersebut sedang dalam kondisi siap terbang dan tanpa ada kendala. Pada pagi harinya pun digunakan tidak ada kendala.
"Untuk penyebabnya belum diketahui, kami masih terus menyelediki dan melakukan investigasi terkait kecelakaan ini,Hari ini tim penyidik sudah bergerak" katanya
Mayjen Teguh mengatakan penerbangan tersebut merupakan latihan bagian dari latihan penerbang satu yang membentuk para pesertanya menjadi calon kapten pilot.
Latihan yang dilakukan yakni berupa latihan manuver, latihan mendarat dan lepas landas. Menurutnya pada uji ketahanan pertama helikopter tersebut berlangsung dengan baik.
"Blackbox aman, sudah kami simpan. Secepatnya proses penyidikan akan kami selesaikan dan kami umumkan, kami akan cari sampai akar permasalahan" tambahnya.
Ia mengatakan bahwa saat ini korban selamat masih menjalani perawatan intensif di RSUP Dr Kariadi dan RS Bhakti Wira Tamtama Semarang."Yang di Kariadi masih menjalani perawatan di ruang ICU," pungkasnya.
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menyoroti soal insiden jatuhnya Helikopter M-17 milik TNI AD di Kaliwungu, Kecamatan Kendal, Jawa Tengah. Politisi PDI Perjuangan ini merasakan adanya kejanggalan, mengingat usia helikopter dengan nomor registrasi HA 5141 tersebut belum terlalu tua dan masih layak digunakan.
"Pesawat yang jatuh belum terlalu tua tapi masih tergolong baru. TNI harus segera melakukan investigasi untuk mencari penyebabnya," kata Hasanuddin.
Menurut dia helikopter M-17 jatuh bisa karena berbagai penyebab, di antaranya cuaca, human error atau kerusakan mesin (trouble engine). "Atau bisa juga disebabkan kemungkinan-kemungkinan lain. Nantinya hasil investigasi ini dapat dijadikan acuan untuk ke depannya," tuturnya.
Hasanuddin juga mengucapkan bela sungkawa atas gugurnya empat putra terbaik bangsa yang menjadi korban dalam jatuhnya helikopter tersebut.
Anak Petani
Penerbang Helikopter MI-17 Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa S.sos kini telah pergi selama-lamanya meninggalkan satu orang istri dan satu orang anak perempuan setelah heli yang diterbangkannya jatuh.
Ia tergabung dalam kesatuan Skadron -31/Serbu Puspenerbad (Pusat Penerbangan Angkatan Darat).Jabatan terakhirnya adalah Wadanflite Heli C Dron -31/Serbu Penerbad.
Bintang jasa atau tanda jasa yang diterima adalah Satya Lencana Santi Dharma. Kapten Cpn Kadek adalah pria beragama Hindu, yang lahir di Tukad Sumaga, Gerokgak, Buleleng, Bali pada 18 Juni 1987, 11 hari lagi genap berusia 33 tahun.
• Masjid di Jakarta Perlahan Selenggarakan Salat Berjemaah
Ia merupakan anak kedua dari dua bersaudara, putra dari pasangan I Ketut Gitarayasa dan Ni Made Arini.Riwayat pendidikan Kapten Cpn Kadek merupakan lulusan Akademi Militer tahun 2008, ia melanjutkan pendidikan umum dan lulus sebagai Sarjana Sosial tahun 2014.
Sekretaris Desa Tukad Sumaga, Made Kutara mengatakan Kapten Cpn Kadek adalah anak dari keluarga petani. "Bapak Ketut Gitarayasa sekarang tinggal di desa sebagai petani,” ujar Kutara.
Kadek lahir dan besar di Tukad Sumaga. Hanya saja ketika duduk di bangku SMP barulah pindah ke Denpasar, karena orang tuanya tugas di Denpasar. “Namun orang tuanya sudah pindah ke Tukad Sumaga, menjadi petani,” terang Kutara.
Jenazah pilot Helikopter MI-17 Kapten Cpn Kadek akan dilakukan upacara militer dan serah terima jenazah setibanya di Baseops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kuta, Badung, Bali, kemarin.
Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto, S.I.P turut berduka cita mendalam atas berpulangnya Kapten Cpn Kadek akibat kecelakaan Helikopter MI-17 buatan Rusia di Kaliwungu, Kecamatan Kendal, Jawa Tengah. "Saya atas nama pribadi dan jajaran Kodam IX/Udayana turut berduka cita atas musibah tersebut," ujar Pangdam. (Tribun Network/adi/adr/den/wly)