Presiden Soeharto
Lahir 8 Juni 1921, Berikut Karier Daripada Presiden Soeharto, dari KNIL, PETA hingga Presiden
Ayah Soeharto adalah Kertosudiro, seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa. Sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Tapi saat itu Soeharto berusaha menyembunyikan identitasnya sebagai mantan tentara KNIL. Sebab jika ketahuan, alamat bakal mendapat siksaan bahkan sangat mungkin bakal dibunuh.
Setelah melewati ujian yang cukup ketat dan melelahkan, Soeharto kemudian diterima menjadi calon Shodancho, atau komandan peleton.
Di PETA kariernya cukup bagus, ia didapuk menjadi komandan kompi, kemudian komandan resimen dengan pangkat mayor, dan komandan batalyon berpangkat letnan kolonel.
Di masa revolusi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, Soeharto turut serta dan resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.
Soeharto kemudian menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran pada tahun 1947.
Pada 1 Maret 1949, Soeharto ditugaskan dalam serangan umum yang berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama enam jam.
Inisiatif itu muncul atas saran Sri Sultan Hamengkubuwono IX kepada Panglima Besar Soedirman bahwa Brigade X pimpinan Letkol Soeharto segera melakukan serangan umum di Yogyakarta dan menduduki kota itu selama enam jam untuk membuktikan bahwa Republik Indonesia (RI) masih ada.
Setelah Perang Kemerdekaan berakhir, dengan pangkat Letnan Kolonel, Soeharto menduduki jabatan Komandan Brigade Garuda Mataram.
Ia memimpin Brigade Garuda Mataram dalam operasi penumpasan pemberontakan Andi Azis di Sulawesi.
Ia juga didapuk sebagai Komadan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) Sektor Kota Makassar yang bertugas mengamankan kota dari gangguan eks KNIL/KL.
Tanggal 11 Januari 1962, saat pangkat Soeharto sudah Brigjen TNI, Presiden Soekarno menunjuknya sebagai Panglima Komando Mandala untuk pembebasan Irian Barat.
Ketika meletusnya Gerakan 30 September yang berlangsung hingga 1 Oktober 1965, Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat.
Ia kemudian ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno.
Menjadi Presiden
Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Banyak kalangan sejarawan yang mempertanyakan keabsahan surat ini, banyak dari mereka yang menduga bahwa Soekarno diancam saat menandatangani surat ini.