NEWS
Donald Trump Diduga Mainkan Isu Kematian George Floyd, Partai Republik Kini Ketar-Ketir
Presiden Donald Trump dianggap pandai memainkan isu Floyd behkan membuat para politisi Partai Republik ketar-ketir
Ketika ditanya apakah dia mendukung Trump pada November mendatang, Murkowski menjawab,
"Saya berjuang akan itu. Saya telah berjuang akan hal itu untuk waktu yang lama."
Dia juga menambahkan, "Dia adalah presiden kita yang terpilih. Saya akan terus bekerja dengannya... tapi saya pikir saat ini kita semua sedang berjuang menemukan cara untuk mengekspresikan kata-kata yang pantas," ujarnya pada wartawan di Capitol Hill.
Murkowski yang tidak memilih Trump pada 2016 lalu memuji pernyataan mantan kepala Pentagon, James Mattis.
"Saya sangat berterima kasih. Saya pikir ucapan Jenderal Mattis itu benar, jujur, perlu dan sedikit terlambat," ujar Murkowski.
Seorang republikan lain, Senator Mitt Romney juga memuji Mattis dan mengatakan ucapan jenderal itu benar-benar luar biasa dan kuat.
Sementara itu, Trump merespons Murkowski dalam kicauannya di Twitter.
Dia mengatakan akan berkampanye untuk siapa pun yang ingin menjadi pesaing Murkowski saat pemilihan ulangnya pada 2022 mendatang.
"Siapa pun kandidat yang siang, baik atau buruk, saya tak peduli saya akan berkampanye untuknya. Kalau Anda punya nyali, saya bersama Anda!" ujar Trump.
Sementara itu, rekan Murkowski dari Partai Republik, Senator Dan Sullivan mendukung presiden Trump.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataannya kepada Reuters. Sullivan mengatakan bahwa meski dirinya tidak selalu setuju dengan rekannya, Senator Murkowski, dia tetap menghormati wanita itu dan pandangan-pandangannya.
"Kami bekerja sama sangat baik dan dia (Murkowski) adalah teman yang baik," ujar Sullivan.
Seorang senator lain bernama Ben Sasse dari Partai Republik Nebraska yang juga dikenal sebagai kritikus Trump mengatakan bahwa dirinya menentang aksi pukul mundur pemrotes di sekitar Gedung Putih agar Trump bisa melakukan foto op.
"Saya menentang memukul mundur pemrotes damai hanya demi sebuah foto op yang memperlakukan firman Allah sebagai alat politik."
Senator Susan Collins dari Maine, salah satu dari Republik Senat mengatakan bahwa sakit baginya menyaksikan pengunjuk rasa damai menjadi sasaran gas air mata agar presiden bisa berjalan ke seberang jalan, ke sebuah gereja yang,