Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Habisi Nyawa George Floyd, Polisi Amerika Derek Chauvin Terancam 40 Tahun Penjara

Nasib buruk mendera Derek Chauvin, eks polisi Minneapolis yang jadi tersangka pembunuh George Floyd.

Editor: Rhendi Umar
Kolase TribunManado/CBS Via Tribunnews.com
Polisi yang Terlibat Tewasnya George Floyd namanya Derek Chauvin. Dia kini dicerai Istrinya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Nasib buruk mendera Derek Chauvin, eks polisi Minneapolis yang jadi tersangka pembunuh George Floyd.

Kini dia terancam dipenjara 40 tahun.

Ancaman itu muncul setelah jaksa menambahkan satu pasal lagi kepada Chauvin, di mana tiga rekannya yang lain juga ditahan. Saat ditangkap pada Jumat (29/5),

Chauvin dikenakan tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tak berencana tingkat tingkat dua.

Pada Rabu (3/6), jaksa menambahkan satu pasal lagi yakni pembunuhan tingkat dua, sebagimana diwartakan Associated Press. Eks polisi berusia 44 tahun itu diyakini tak sengaja menewaskan Floyd,

Di mana dia juga dianggap melakukan kejahatan lain, yaitu penyerangan tingkat tiga.

Tiga tuduhan yang dijeratkan kepada Chauvin membuatnya terancam dipenjara 40 tahun, meningkat dari ancaman sebelumnya, yakni 25 tahun.

Selain Chauvin, tiga mantan polsii Minneapolis lain yaitu Tou Thao, Thomas Lane, dan J Alexander Kueng juga terancam dibui dengan durasi serupa.

Sebagaimana diberitakan NBC News, ketiganya mendapat tuduhan membantu dan bersekongkol untuk membunuh Floyd, dalam insiden Senin(25/5).

Keempatnya langsung dipecat dari kesatuan begitu video Chauvin menindih leher Floyd, yang ditangkap karena diduga menggunakan uang palsu, viral di media sosial.

Kepolisian Minnesota tidak merespons awak media terkait keputusan jaksa untuk menambahkan tuntutan kepada Chauvin.
Jaksa Agung Minnesota,

Keith Ellison, meminta publik untuk sabar karena bagi timnya, menangani kasus ini adalah tugas yang berat. "Saya merasakan beban luar biasa.

Bisa saya katakan, saya tidak senang akan tugas ini, karena tanggung jawabnya berat," kata Ellison.

Ellison mengatakan keputusan dia menambahkan tuntutan kepada Chauvin, maupun menahan tiga koleganya, bukan karena tuntutan publik.

Hasil Otopsi George Floyd, Keluarga Terkejut Penyebab Asli Kematiannya, Tak Hanya Aksi Derek Chauvin

Tindakan perilaku pihak kepolisian di Minneapolis yang menimbulkan gejolak dan demostrasi di seluruh AS bahkan sampai ke Eropa belum juga reda.

Seperti yang disadur dari Intisari-Online.com, bahkan kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam AS, menimbulkan kemarahan publik.

George Floyd meninggal setelah ditindih lehernya oleh seorang polisi dengan lutut.

Video peristiwa memilukan yang menimpa Floyd pun beredar luas dan menjadi viral.

Belakangan kematian Floyd menjadi perbincangan, juga memicu demo besar-besaran di AS.

Sementara itu, keluarga meminta dilakukannya otopsi independen dan baru-baru ini dokter mengumumkan hasilnya.

Melansir Mirror.co.uk (1/6/2020) dokter telah memutuskan bahwa kematian George adalah pembunuhan, dia meninggal karena 'asfiksia mekanik'.

Ya, apa yang terjadi kepada Floyd bukan hanya sekedar dibekuk polisi, melainkan melibatkan cara yang serupa 'pembunuhan'.

George Floyd dan polisi yang menindihnya dengan lutut, Derek Chauvin
George Floyd dan polisi yang menindihnya dengan lutut, Derek Chauvin ((tmsp.com via Tribunnews.com))

Dr Michael Baden, salah satu dokter yang melakukan otopsi atas perintah keluarga Floyd, mengatakan selama konferensi pers di Minneapolis bahwa almarhum tidak memiliki kondisi medis yang mendasari yang berkontribusi pada kematiannya.

Dr Baden mengatakan kematian Mr Floyd disebabkan oleh tekanan di leher pria itu dan oleh lutut dua petugas di punggungnya.

Ini merampas oksigen tubuh 46 tahun dan menyebabkan 'kompresi leher dan punggung yang menyebabkan kurangnya aliran darah ke otak'.

Pengacara Ben Crump dan co-penasihat Antonio Romanucci, yang mewakili keluarga Floyd, mengumumkan temuan otopsi pada Senin sore.

Tim hukum keluarga menyewa Dr Michael Baden dan Dr Allecia Wilson untuk melakukan otopsi independen setelah kematian Floyd minggu lalu.

Ahli patologi mengatakan tekanan yang terus-menerus diterapkan pada leher Mr Floyd oleh petugas Derek Chauvin menghentikan aliran darah ke otaknya.

Tangkapan Layar pria kulit hitam tewas tercekik setelah Lehernya Ditekan Polisi.
Tangkapan Layar pria kulit hitam tewas tercekik setelah Lehernya Ditekan Polisi. (Kolase Tribunnews/CBS)

Berat yang diletakkan di punggung Mr Floyd juga menghambat kemampuannya untuk bernapas.

Unjuk rasa di depan Gedung Putih, AS, yang merupakan aksi protes atas kematian pria kulit hitam, George Floyd.

Juga diputuskan bahwa kematiannya serupa dengan pembunuhan.

"George meninggal karena dia membutuhkan nafas. Saya mohon kita semua untuk mengambil nafas demi keadilan, untuk mengambil nafas untuk perdamaian, untuk mengambil nafas untuk negara kita dan untuk mengambil nafas untuk George," kata Crump.

Dalam rilis yang dikirim melalui email, Dr Baden mengatakan: "Apa yang kami temukan konsisten dengan apa yang dilihat orang.

"Tidak ada masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada kematian. Polisi memiliki kesan keliru bahwa jika Anda dapat berbicara, Anda dapat bernafas. Itu tidak benar."

Setelah dijepit ke tanah oleh polisi, Floyd, 46, tewas dalam tahanan polisi.

Dalam menit-menit menjelang kematiannya, Floyd berkata, "Saya tidak bisa bernapas."

Pembunuhan George Floyd Diduga oleh Polisi Menyisakan Duka Bagi Keluarga
Pembunuhan George Floyd Diduga oleh Polisi Menyisakan Duka Bagi Keluarga (CBS Evening News)

Demo membela George Floyd di New York, Amerika Serikat

Para pengunjuk rasa telah turun ke jalan-jalan di kota-kota di seluruh dunia, termasuk London, New York dan Los Angeles, di tengah kemarahan atas kematian Floyd.

Termasuk penyanyi Adele yang menyuarakan mengutuk kekerasan hang dilakukan polisi terhadap warga kulit hitamn Floyd.

Adele berbagi foto Mr Floyd dan menyerukan gerakan melawan kekerasan polisi untuk tidak 'berkecil hati, dibajak atau dimanipulasi sekarang'.

Dia menulis di Instagram : "Pembunuhan George Floyd telah mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia, ada banyak orang lain yang belum.

"Protes dan pawai terjadi di seluruh dunia secara bersamaan dan hanya mendapatkan momentum.

"Jadi marahlah dengan benar tetapi tetaplah fokus! Tetaplah mendengarkan, teruslah bertanya dan terus belajar!"

Adele menambahkan: "Penting bagi kita untuk tidak berkecil hati, dibajak, atau dimanipulasi saat ini.

"Ini tentang rasisme sistematis, ini tentang kekerasan polisi dan ini tentang ketidaksetaraan.

"Dan ini bukan hanya tentang Amerika! Rasisme hidup dan sehat di mana-mana."

Petugas yang difoto dengan lutut di leher Floyd, Derek Chauvin, ditangkap dan ditahan pada hari Jumat.

Akibat perbuatannya, dia dituduh melakukan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan berencana.

KLIK TAUTAN AWAL: https://jabar.tribunnews.com/2020/06/04/polisi-pembunuh-floyd-terancam-dipenjara-40-tahun

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved