Mantan Presiden AS George Bush Sebut Kematian George Floyd Sebagai Kegagalan Tragis Rasisme
Sebuah kerusuhan terheboh yang belum pernah dilihat di AS sejak pembunuhan terhadap pemimpin hak asasi manusia Martin Luther King Jr pada 1968
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan presiden Amerika Serikat, George W Bush terkait kematian George Floyd.
Ia menyeru kepada rakyat AS pada Selasa (2/6/2020) untuk memperhatikan betul tentang kegagalan tragis yang disebabkan atas isu ketidakadilan rasial di Amerika Serikat.
Dalam pernyataannya sebagaimana dilansir AFP, yang mengacu pada para pendemo protes pekan lalu, Bush mengatakan, "Masih merupakan kegagalan yang mengejutkan bagi banyak warga keturunan Afrika-Amerika, terutama laki-laki muda Afrika-Amerika yang dilecehkan dan diancam di negeri mereka sendiri."
Ucapan Bush itu terkait pada kematian George Floyd, seorang pria Afrika-Amerika yang tewas dibunuh seorang polisi Minneapolis, Amerika Serikat Derek Chauvin pada Senin 25 Mei lalu.
Pembunuhan terhadap Floyd telah memicu gelombang kerusuhan sipil secara nasional.
Sebuah kerusuhan terheboh yang belum pernah dilihat di AS sejak pembunuhan terhadap pemimpin hak asasi manusia Martin Luther King Jr pada 1968.
"Tragedi ini, dalam serangkaian panjang tragedi serupa, telah menimbulkan pertanyaan yang sudah lama tertunda, 'Bagaimana kita mengakhiri rasisme sistemik dalam masyarakat kita'?" ujar Bush yang pernah menjabat sebagai presiden AS periode 2001-2009.
"Sudah saatnya bagi Amerika untuk menyelidiki kegagalan tragis kita," katanya.
Sebagian besar protes yang membengkak di kota-kota di seluruh negeri AS sejak kematian Floyd telah berdamai, namun beberapa lokasi telah merosot ke dalam huru-hara.
Sementara itu Presiden AS Donald Trump, yang telah menolak peran tradisional presiden sebagai suara perdamaian pada saat-saat krisis nasional, pada Senin mengancam tindakan keras militer untuk mengakhiri demonstrasi.
Meski begitu, Bush tidak menyebut nama rekannya dari Partai Republik itu dalam pernyataannya.
Namun dia menekankan untuk mendesak perlunya "mendengarkan suara-suara yang begitu banyak dari orang yang terluka dan berduka."
"Mereka yang berusaha membungkam suara-suara itu tidak mengerti arti Amerika - atau bagaimana Amerika (bisa) menjadi tempat yang lebih baik," katanya.
"Para pahlawan Amerika, dari Frederick Douglass hingga Harriet Tubman, hingga Abraham Lincoln, hingga Martin Luther King Jr, (mereka semua) adalah pahlawan persatuan."
Barack Obama Menangis
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam polisi yang menginjak leher warga keturunan Afrika-Amerika, George Floyd.
Dilansir TribunWow.com dari usatoday.com, Barack Obama mengaku sampai menangis melihat video detik-detik kematian George Floyd, Sabtu (30/5/2020).

"Aku menangis saat melihat videonya," tulisnya dalam keterangan resmi yang diunggah di Twitter @BarackObama.
Obama menilai bahwa insiden ini tidak 'normal' terjadi di Amerika pada era 2020.
Diketahui, kematian George Floyd telah memicu demonstrasi menentang kebrutalan polisi dan diskriminasi rasial di kota-kota di seluruh Amerika Serikat.
Beberapa protes berubah menjadi kekerasan, termasuk beberapa di Minneapolis Kamis malam, di mana beberapa gedung dijarah dan kantor polisi dibakar.
Obama, presiden kulit hitam pertama negara itu, berbagi bagian dari percakapannya dengan teman-temannya selama beberapa hari terakhir tentang pembunuhan Floyd.
Meskipun banyak orang Amerika berharap bisa kembali hidup 'normal' setelah pandemi Virus Corona dan krisis ekonomi, Obama menulis bahwa banyak orang Amerika diperlakukan secara berbeda karena ras.
Menurutnya hal itu merupakan hal tragis, menyakitkan, menjengkelkan.
"Jika kita ingin anak-anak kita tumbuh di negara yang sesuai dengan cita-citanya, kita dapat dan harus berbuat lebih baik," tulis Obama.
Memastikan keadilan bagi George Floyd, Obama meminta penegakan hukum dan investigasi atas kasus ini.
Termasuk tentang perlakuan-perlakukan tidak adil yang diterima oleh orang dengan ras tertentu di Amerika.
Sementara itu, Gubernur Minnesota Tim Walz berjanji akan menindak cepat polisi yang terlibat dalam pembunuhan George Floyd.
Lebih lanjut, Obama juga menceritakan kebrutalan polisi pada warga kulit hitam saat ia menjadi presiden.
"Anda tahu, jika saya memiliki seorang putra, dia akan terlihat seperti Trayvon," katanya menyinggung pembunuhan Trayvon Martin yang berusia 17 tahun pada tahun 2012.
"Faktanya adalah, di terlalu banyak bagian negara ini, ada ketidakpercayaan yang mendalam antara penegakan hukum dan komunitas kulit berwarna."
"Beberapa di antaranya adalah hasil dari warisan diskriminasi rasial di negara ini," katanya pada 2014 setelah grand jury di Ferguson, Missouri, memutuskan untuk tidak menuntut pejabat polisi Darren Wilson atas pembunuhan Michael Brown.
Ia juga membahas penembakan yang menyabkan kematian Philando Castile dan Alton Sterling pada tahun 2016.
"Ini bukan insiden yang terisolasi. Itu adalah gejala dari serangkaian perbedaan ras yang lebih luas yang ada dalam sistem peradilan pidana kita," tutur Obama.

Artikel ini tayang di Kompas.com
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Barack Obama Kecam Kematian George Floyd: Aku Menangis saat Melihat Videonya