Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Hong Kong

Dulu Pemilik Hong Kong, Inggris Ingatkan China Agar Tidak Melewati Garis Batas

Inggris mendesak Tiongkok harus mundur dan mematuhi kewajiban internasionalnya di wilayah bekas jajahan Inggris tersebut.

Editor: Aldi Ponge
REUTERS/Tyrone Siu
ILUSTRASI. Pengunjuk rasa anti-pemerintah berkelahi dengan polisi saat aksi protes, ketika pembahasan RUU Lagu Kebangsaan China yang kontroversial, di Hong Kong, China, Rabu (27/5/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Persoalan Hong Kong telah menambah perseteruan antara Amerika dan China.

Inggris pun memperingatkan China untuk tidak melewati garis batas di Hong Kong, bekas wilayah Jajahannya itu.

Inggris mendesak Tiongkok harus mundur dan mematuhi kewajiban internasionalnya di wilayah bekas jajahan Inggris tersebut.

"Bola itu berada di pengadilan pemerintah di China, ia punya pilihan untuk dibuat di sini," ujar Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab kepada parlemen seperti dilansir Reuters.

Raab mengatakan, China bisa saja melintasi batas dan melanggar otonomi dan hak-hak rakyat Hong Kong atau Tiongkok memilih untuk mundur dan memahami keprihatinan luas dari komunitas internasional dan memenuhi tanggungjwabnya sebagai anggota terkemuka komunitas internasional.

Ia melanjutkan, Inggris tidak berusaha untuk mencegah kebangkitan China.

Sebaliknya, Inggris menyambut China sebagai anggota terkemuka komunitas internasional dan Inggris ingin berkerjasama dengan China dalam segala hal mulai dari perdagangan hingga perubahan iklim.

Chris Patten, Mantan Gubernur Hong Kong Sebut Presiden Xi Jinping Diktator yang Gugup

Mantan Gubernur Hong Kong, Chris Patten memberikan tanggapan terkait kisruh Hong Kong

Chris Patten menganggap Presiden China Xi Jinping sangat gugup dengan posisi Partai Komunis China

Xi Jinping dianggap mempertaruhkan perang dingin baru dan membuat posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan di ujung tanduk.

Chris Patten adalah Gubernur terakhir yang ditempatkan Inggris di Hong Kong.

Patten mengatakan, tindakan keras Xi di Hong Kong berisiko memicu arus keluar modal dan orang-orang dari Hong Kong yang menyalurkan sebagian besar investasi asing ke daratan China.

"Kami telah lama melewati tahap di mana tanpa menginginkan perang dingin lainnya, kami harus bereaksi terhadap fakta bahwa Xi Jinping sepertinya menginginkannya sendiri," kata Patten seperti dikutip Reuters.

Patten menyebut Xi Jinping sebagai seorang diktator yang "gugup" tentang posisi Partai Komunis di Tiongkok setelah mengkritik penanganan awal wabah virus corona dan dampak ekonomi dari ketidaksetujuan perdagangannya dengan Amerika Serikat (AS).

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved