Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Mantan Wapres Amerika Kutuk Demo Bela George Floyd yang Ricuh: Kita Bangsa Menderita

Biden menyebut demo yang terjadi di berbagai daerah di AS itu menunjukkan Amerika sebagai bangsa yang mudah marah pada ketidakadilan

Editor: Rhendi Umar
(AFP / SCOTT OLSON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA via Kompas.com)
Mantan wakil presiden AS Joe Biden. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Demo antirasisme yang membela George Floyd hingga berlangsung ricuh mendapat kritikan dari Wakil Presiden ke-47 Amerika Serikat, Joe Biden.

Ia mengutuk aksi demonstrasi tersebut.

Biden menyebut tindakan antirasisme itu mewujudkan wajah Amerika yang peduli terhadap sesama, namun ia menyayangkan aksi kekerasan hingga penjarahan yang terjadi.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Biden menyebut demo yang terjadi di berbagai daerah di AS itu menunjukkan Amerika sebagai bangsa yang mudah marah pada ketidakadilan.

"Setiap orang yang memiliki hati nurani mampu memahami parahnya trauma rasisme yang dialami orang-orang di negeri ini," ujar Biden, Sabtu (30/5/2020).

"Dari penghinaan sehari-hari hingga kekerasan yang ekstrem seperti pembunuhan George Floyd yang mengerikan," sambungnya.

Biden menegaskan dirinya juga antirasisme sehingga ia mendukung adanya aksi demo.

Para pengunjuk rasa berkumpul di depan sebuah toko bir yang telah terbakar di dekat Kantor Polisi pada 28 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota, selama protes atas kematian George Floyd, setelah seorang petugas polisi menginjak lehernya.
Para pengunjuk rasa berkumpul di depan sebuah toko bir yang telah terbakar di dekat Kantor Polisi pada 28 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota, selama protes atas kematian George Floyd, setelah seorang petugas polisi menginjak lehernya. (AFP/tribunnews.com)

"Memprotes kebrutalan semacam itu adalah hal yang benar dan perlu dilakukan. Ini respons yang sangat menggambarkan wajah Amerika," tuturnya.

Meski demikian, politikus partai Demokrat ini tetap menyayangkan adanya aksi kekacauan para peserta demo hingga merusak fasilitas umum dan membahayakan sesama.

"Namun membakar pemukiman dan penghancuran yang sia-sia tidak bisa dibenarkan. Kekerasan yang membahayakan hidup tidak bisa dibenarkan. Kekerasan yang membuat masyarakat takut hingga menutup usaha mereka juga tidak bisa dibenarkan," tegasnya.

Biden menggarisbawahi aksi protes harusnya bisa menciptakan kemajuan di masyarakat, bukan malah saling menindas dan menyakiti.

Ia menyebut AS sebagai bangsa yang menderita, penuh amarah, dan lelah, yang mana dengan nasib sama itu harusnya masyarakat bisa kompak untuk bersatu.

"Kita adalah bangsa yang menderita, tapi kita tak boleh membiarkan penderitaan menghancurkan kita," ucap Biden.

"Kita adalah bangsa yang marah, tapi kita tak boleh membiarkan amarah menghabisi kita."

"Kita ada bangsa yang lelah, tapi kita tak akan membiarkan kelelahan mengalahkan kita," kata Biden.

Biden mengingatkan seluruh elemen masyarakat harus bisa bersatu agar lebih kuat dan menjadikan kehidupan di AS jauh lebih baik.

"Hanya dengan berdiri bersama kita akan menjadi lebih kuat dibanding sebelumnya," pesan Biden.

"Lebih setara, lebih adil, lebih ada harapan, dan menjadi jauh lebih dekat dengan bangsa kita yang lebih sempurna," tambahnya.

Tentara Nasional Diterjunkan

Demo membela George Floyd di hampir seluruh penjuru Amerika Serikat banyak yang berlangsung ricuh.

Pihak pemerintah di berbagai wilayah akhirnya menerjunkan tentara nasional untuk ikut mengawal dan mengamankan jalannya demo.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, demo di berbagai wilayah ini tak hanya menyuarakan antirasisme, namun juga diwarnai kekerasan, pengrusakan, hingga penjarahan.

Wali Kota San Francisco, London Breed, akhirnya memutuskan untuk memanggil tentara nasional California untuk mengawal demo, Sabtu (30/5/2020).

Breed menyayangkan demo yang tujuan awalnya positif malah bergeser menjadi saling menyakiti satu sama lain.

"Apa yang kami saksikan malam ini, kekerasan, vandalisme, dan aksi kriminal dilakukan di kota kami, bukan kepada benda mati saja namun kepada orang lain," kata Breed.

"Itu adalah hal yang tidak akan kami toleransi," tegasnya.

Di Kota Emeryville yang tak jauh dari San Fransisco sempat terekam penjarahan besar-besaran serta pengrusakan supermarket seperti Best Buy, BevMo, hinga Urban Outfitters.

Para warga San Fransisco mengaku ketakutan hingga tak bisa tidur nyenyak lantaran khawatir apa yang akan terjadi esok hari.

Diketahui, di berbagai negara bagian, para gubernur juga memanggil tentara nasional sebanyak yang bisa dikerahkan untuk mengamankan daerahnya.

Penumpang Gelap dalam Demo

Daniel Linskey, mantan kepala polisi di Boston, Massachusetts, AS, menganggap ada penumpang gelap dalam demo membela George Floyd.

Linskey menyebut ada kelompok tertentu yang memanfaatkan momen demo itu untuk membuat kekacauan yang lebih parah di tengah masyarakat AS.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Linskey menganggap kelompok tersebut memiliki misi untuk menganggu kestabilan kehidupan masyarakat.

Melihat banyak kericuhan terjadi dalam demo bela George Floyd, Linskey teringat peristiwa penembakan remaja kulit hitam, Michael Brown pada 2014 lalu.

Pihaknya mendapati ada percakapan yang mencurigakan di Twitter dan diduga sebagai pihak teroris.

"Ketika saya di Ferguson untuk (Departemen Kehakiman) bersama dengan jajaran pemerintah Obama setelah penembakan Brown," ungkap Linskey.

"Kami melihat ada beberapa grup teroris dan organisasi di Pakistan dan wilayah lain yang membuat akun Twitter palsu dan rekayasa.

"(Akun Twitter) berkomunikasi dua arah, seolah mengasingkan satu sama lain dan muncul ke publik," sambungnya.

Para pengunjuk rasa berkumpul untuk menyerukan keadilan bagi George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya selama beberapa menit, di Hennepin County Government Plaza, pada 28 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota.
Para pengunjuk rasa berkumpul untuk menyerukan keadilan bagi George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya selama beberapa menit, di Hennepin County Government Plaza, pada 28 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota. (KEREM YUCEL / AFP)

Sementara itu, menanggapi pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin, Linskey mengaku benci melihat peristiwa rasisme itu.

Linskey menilai, tak ada orang yang tidak benci dengan peristiwa kejam itu.

Ia pun setuju dengan antirasisme yang digaungkan oleh peserta demo.

"Tak ada pihak lain di sini (selain pendukung George Floyd). Polisi setuju dengan para demonstran bahwa ini keterlaluan, polisi (Derek Chauvin) harus dimintai pertanggungjawaban," tegasnya.

Meski demikian, Linskey mengimbau masyarakat untuk waspada karena adanya penumpang gelap dalam demo.

"Tapi sekarang ada orang-orang yang membajak kemarahan warga, yang seharusnya sah-sah saja karena masalah rasisme dalam masyarakat," ujar Linskey.

"Dan mereka menggunakannya (demo) untuk melakukan kekerasan demi tujuan mereka sendiri," imbuhnya.

Linskey meminta para pendemo untuk tidak mudah terhasut orang lain yang mengatasnamakan diri mereka sebagai pembela George Floyd.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mantan Wapres Joe Biden Kutuk Demo Bela George Floyd yang Ricuh: Kita adalah Bangsa yang Menderita

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved