Kematian George Floyd
Aksi Demo Rusuh Terjadi Pembakaran hingga Penjarahan Atas Kematian George Floyd, WNI Dipastikan Aman
Melalui pesan WhatsApp dan media sosial, KJRI Chicago juga imbau WNI untuk menghindari wilayah kerusuhan serta mematuhi anjuran pemerintah setempat
TRIBUNMANADO.CO.ID - Demo yang terjadi karena kematian George Floyd semakin merebak ke seluruh kota.
Terkait hal tersebut, membuat para pendemo bahkan melakukan pembakaran.
Rusuhnya demo tersebut karena warga membuat pemerintah imbau masyarakat lainnya untuk menghindari wilayah kerusuhan.
• Donald Trump Resmi Memutus Hubungan dengan WHO, Berikut Ini Deretan Kekecewaan Presiden AS
• Donald Trump Marah Besar Soal Kematian George Floyd, Minta Hukum Mati Pelaku oleh Keluarga Korban
• Jendral China: Siap Hancurkan Taiwan, Ambil dengan Paksa Adalah Opsi Utama Bagi Beijing

Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Chicago sejauh ini telah berkomunikasi dengan WNI di area twin cities Minneapolis dan St. Paul hingga jumat pagi dan memastikan kondisi WNI di sana aman.
Melalui aplikasi pesan WhatsApp dan media sosial, KJRI Chicago juga imbau WNI untuk menghindari wilayah kerusuhan serta mematuhi anjuran pemerintah setempat.
Dilansir press release KJRI Chicago, kerusuhan massal diketahui terjadi di kedua area tersebut selama tiga hari terakhir.
Tindakan anarkistis massa itu dipicu oleh protes warga terhadap tewasnya George Floyd, seorang penjaga keamanan berusia 46 tahun keturunan Afrika-Amerika, diduga akibat tindakan penangkapan oleh empat oknum polisi pada Senin (25/5/2020).
Mulanya, protes warga berjalan damai di area yang berdekatan dengan kantor polisi Third Precint.
Lokasi kantor itu merupakan tempat dinas keempat polisi yang menangkap Floyd. Protes damai itu berlangsung pada Selasa (26/5/2020) sore pukul 16.30 waktu setempat.
Namun, unjuk rasa damai itu berubah menjadi kerusuhan pada malam harinya dengan pelemparan benda-benda ke aparat kepolisian yang berjaga mengamankan demonstran.
Gubernur Minnesota Tim Walz pada Kamis siang waktu Chicago menetapkan keadaan darurat sampai Sabtu (30/5/2020) untuk kawasan Minneapolis, St. Paul, dan sekitarnya.
Adapun sebanyak 500 pasukan Garda Nasional telah turut membantu mengendalikan situasi.
Wali Kota Minneapolis Jacob Frey dan Wali Kota St. Paul, Melvin Carter, juga menyatakan darurat lokal untuk kota mereka.
Selain itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga menyatakan melalui akun media sosialnya bahwa kerusuhan ini menodai kenangan George Floyd.
Namun, yang diinginkan para pengunjuk rasa dan keluarga Floyd adalah petugas yang menginjak leher Floyd dengan lututnya (Derek Chauvin) ditangkap dan dijatuhi hukuman karena menghilangkan nyawa pria yang tak melawan saat ditangkap.