PSBB
Yang Akan Terjadi Jika Pemerintah Melonggarkan PSBB, Diungkap Epidemiolog Dicky Budiman
Sudah tepat dibuka PSBB, tapi hati-hati akan sangat mungkin ada (klaster baru). Masyarakat harus menerapkan pola hidup baru
Apabila telah muncul kasus-kasus baru hingga berujung menjadi klaster, Dicky menyebut diperlukan pelacakan kontak dan tak perlu buru-buru menerapkan PSBB lagi.
"Langsung lakukan pelacakan kasus kontak secara cermat dan cepat, setelah ditemukan langsung dilakukan skrining untuk menentukan tindakan selanjutnya, yaitu isolasi dan dukungan perawatan," papar Dicky.
Menurut dia, PSBB bukanlah stategi utama dalam menghadapi pandemi seperti pandemi Covid-19 saat ini.
PSBB hanyalah sebagai cara untuk melengkapi, terutama di wilayah yang terdapat masyarakat sulit untuk dikendalikan.
Baca juga: Jangan Ngeyel, Mengapa Saat Wabah Virus Corona Wajib untuk di Rumah Saja?
Faktor-faktor acuan dibukanya kembali PSBB
Lebih lanjut, Dicky menjelaskan, terdapat beberapa acuan sebelum membuka kembali PSBB.
- Tidak adanya kasus baru setidaknya 3 minggu (21 hari)
- Tidak adanya kasus kematian terkait Covid-19 selama 2 minggu terakhir
- Sudah siapnya perangkat aturan pola normal baru di berbagai institusi/sekolah/kantor/layanan masyarakat
- Sudah dilakukan upaya sosialisasi dan edukasi pola hidup baru pada setidaknya 80 persen masyarakat
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Pembatasan PSBB untuk Cegah Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembukaan PSBB, Ancaman Klaster Baru Covid-19 hingga Perlunya Pelacakan Kontak",