Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tips Hadapi Virus Corona

PENELITI Sebut Angin Bisa Bawa Virus Corona hingga 6 Meter Hanya dalam 5 Detik

Studi yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Physics of Fluids tersebut menunjukkan, angin dapat membawa droplet terbang lebih jauh hingga 6 meter.

Editor: Alexander Pattyranie
Kolase Tribun Manado
Warga Meksiko terkejut lantaran hujan es tersebut berbentuk seperti mahkota berduri yang menggambarkan Covid-19. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Terkuak fakta baru tentang virus corona/Covid-19.

Peneliti sebut angin bisa bawa droplet hingga sejauh 6 meter.

Sebelumnya, sejumlah negara menggaungkan aturan menjaga jarak fisik satu sama lain.

Setidaknya, menjaga jarak 2 meter satu sama lain diyakini cukup aman dan dapat mencegah terjadinya

penularan virus corona.

Seperti diketahui, cara penyebaran virus corona terjadi melalui tetesan air liur atau droplet yang keluar ketika

orang yang terinfeksi sedang bersin, batuk, bahkan berbicara.

Namun, sepertinya ukuran jarak 2 meter tidak cukup jika merujuk pada penelitian terbaru yang dilakukan Talib Dbouk dan

Dimitris Drikakis dengan Lembaga Penelitian Pertahanan dan Keamanan di Universitas Nicosia, Yunani.

Studi yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Physics of Fluids tersebut menunjukkan, angin dapat membawa droplet

terbang lebih jauh hingga 6 meter.

Melansir Healthline, Rabu (20/5/2020), penelitian dilakukan dengan menjalankan model komputer yang

menyimulasikan perjalanan 1.008 tetesan air liur di udara dari orang yang sedang batuk.

Peneliti memperhitungkan faktor-faktor seperti kelembapan, penguapan, kekuatan di mana tetesan tersebar,

dan bagaimana molekul air liur berinteraksi dengan udara.

 Berdasarkan simulasi tersebut, didapatkan perhitungan bahwa dengan kecepatan pergerakan angin 4 kilometer

per jam, maka droplet yang dikeluarkan lewat batuk bisa terbang hingga 6 meter hanya dalam 5 detik.

"Hal ini sangat penting karena menyangkut pedoman menjaga jarak untuk kesehatan dan keamanan, dapat meningkatkan

pemahanan tentang penyebaran dan penularan penyakit melalui udara, sehingga dapat dilakukan tindakan

pencegahan," ujar Drikakis.

Meski demikian, para ilmuwan lainnya berpendapat, pergerakan droplet yang bisa terbang hingga 6 meter

belum tentu berlaku pada kasus penularan virus corona penyebab Covid-19.

Sebab, mungkin ada variabel lain dan faktor lingkungan yang berkaitan dengan virus corona baru, yang tidak

sepenuhnya diperhitungkan dalam penelitian lewat model komputer ini.

Penelitian hanya memperlihatkan bagaimana droplet bergerak di udara ketika seseorang batuk.

Namun, tidak jelas seberapa tinggi “viral load” pada droplet tersebut, terutama ketika sudah mencapai 6 meter

dari orang yang terinfeksi.

Virus berada di udara

Penelitian lainnya yang dilakukan para peneliti dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK)

dan University of Pennsylvania menunjukkan, percakapan normal dapat meninggalkan droplet yang terinfeksi

virus corona selama 14 menit di udara.

Penelitian dilakukan dengan meminta peserta mengucapkan kalimat "stay healthy" dan laser yang sangat sensitif akan

memperlihatkan betapa banyaknya droplet yang keluar dari mulut dalam hitungan detik.

Terlebih lagi, ketika bersuara kencang akan mengeluarkan ribuan droplet.

"Ini mengonfirmasi bahwa ada kemungkinan besar, berbicara normal dapat menyebabkan penularan virus melalui

udara di lingkungan terbatas," para peneliti menyimpulkan.

Tentunya ini bermasalah untuk tempat-tempat di mana banyak orang yang bahkan berbicara dengan suara lebih

kencang dalam waktu yang lama, seperti di bar dan klub malam.

Pentingnya penggunaan masker

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan untuk setiap orang

menggunakan masker selama berada di area publik.

Ini penting untuk menekan kemungkinan penyebaran virus melalui udara, terlebih jika terdapat orang terinfeksi

yang tidak bergejala (asimptomatik vira).

Begitu pula dengan aturan menjaga jarak satu sama lain.

Terlebih ketika saat ini sejumlah negara sudah mulai melonggarkan bahkan mencabut penutupan wilayah untuk

menormalkan kembali aktivitas ekonomi, tetapi protokol Covid-19 harus tetap dilakukan.

"Kami telah menghasilkan cukup bukti selama beberapa bulan terakhir untuk menyarankan bahwa salah satu mekanisme

perlindungan terbaik adalah masker, dan mungkin itu harus menjadi bagian dari kehidupan, seperti jam tangan dan

aksesori lainnya," katanya Jagdish Khubchandani, seorang profesor ilmu kesehatan di Ball State University, Indiana.

Menurut dia, hingga vaksin ditemukan dan tersedia untuk sebagian besar populasi, maka setiap orang harus menjaga

dirinya baik-baik jika tidak ingin terinfeksi.

Artinya, sambil menunggu vaksin, manusia harus siap hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Virus ini telah memantapkan dirinya dalam populasi manusia, dan itu tidak akan pernah pergi jika tidak

adanya vaksin," ujarnya.

(Kompas.com/ Yohana Artha Uly/ Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

BERITA TERPOPULER :

 Ali Ngabalin Terdiam saat Ditegur dr Erlina, Jangan Tergiur: Saya Pegang Kata-kata Pak Ngabalin

 Detik-detik M Nuh Ngeprank Lelang Motor Presiden Jokowi Seharga Rp 2,55 M, Berlangsung Alot

 Gambar Ucapan Selamat Idul Fitri Tahun 2020, Cocok Dibagikan ke Media Sosial Facebook dan Instagram

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Baru: Angin Bisa Terbangkan Virus Corona sampai 6 Meter"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved