Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Jika China Serang Demonstran Hong Kong Donald Trump Ancam Bakal Bertindak Keras

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump peringatkan China dengan sangat keras.

Editor: Alexander Pattyranie
Flickr
Donald Trump 

TRIBUNMANADO.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump peringatkan China dengan sangat keras.

Hal itu jika China menyerang para demonstran di Hong Kong.

Ketegangan antara kedua negara ini terus terjadi.

Bahkan hingga di masa pandemi virus corona/Covid-19.

“AS akan merespons dengan sangat kuat, jika Beijing memberlakukan kontrol yang lebih ketat terhadap Hong Kong,” kata Trump.

Hal itu dipicu ketegangan terus meningkat antara kedua negara di tengah-tengah meluasnya penyebaran pandemi virus Corona.

Dilansir AFP, Jumat (22/5/2020), pemerintah China telah mengumumkan bahwa undang-undang keamanan nasional

untuk Hong Kong akan diusulkan pada sesi parlemen tahunan yang dibuka pada Rabu (20/5/2020).

China memberi sinyal terbaru dari rencana Beijing untuk menindak protes pro-demokrasi di wilayah semi-otonomi.

"Jika itu terjadi, kami akan mengatasinya dengan sangat kuat," kata Trump di Gedung Putih pada Kamis (21/5/2020).

Trump telah meningkatkan serangannya terhadap China atas pandemi virus Corona dalam beberapa hari terakhir ini.

Tampaknya Trump secara langsung menyalahkan presiden China Xi Jinping atas disinformasi Covid-19 ke seluruh dunia .

Dalam sebuah tembakan langka ke Tiongkok, presiden AS tweeted pada Rabu (20/05/2020) malam:

"Itu semua berasal dari atas, mereka bisa dengan mudah menghentikan wabah, tetapi mereka tidak!" katanya.

Komentar Trump muncul ketika sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 36.000 lebih orang Amerika akan meninggal karena pandemi.

Jika AS telah memberlakukan langkah-langkah jarak sosial hanya satu minggu lebih awal pada pertengahan Maret 2020.

Menurut perkiraan dari Universitas Columbia di New York, jika AS telah memperkenalkan penguncian dua minggu

sebelumnya, pada 1 Maret, sebanyak 54.000 jiwa dapat diselamatkan pada 3 Mei.

Hingga saat ini, lebih dari 93.000 orang Amerika meninggal karena virus, jauh melebihi negara lain.

Juru bicara Gedung Putih Judd Deere, mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan temuan-temuan

Universitas Columbia, dengan mengatakan:

"Apa yang bisa menyelamatkan hidup adalah jika China transparan dan Organisasi Kesehatan Dunia telah memenuhi misinya".

Trump juga mengecam sebelumnya dengan mengatakan, "Itu adalah 'ketidakmampuan China dan tidak ada yang lain,

yang melakukan pembunuhan massal seluruh dunia ini."

Gedung Putih pada Rabu (20/5/2020) malam juga mengeluarkan serangan berskala luas terhadap kebijakan

ekonomi Beijing yang ganas, penumpukan militer, kampanye disinformasi dan pelanggaran hak asasi manusia.

China kembali mengancam tindakan balasansebagai tanggapan ketika Beijing membuka sidang parlemennya setelah

penundaan hampir tiga bulan karena pandemi.

Aktivis pro-demokrasi khawatir Beijing akan memberlakukan undang-undang baru setelah upaya sebelumnya pada 2003

untuk meloloskan RUU kontroversial di Hong Kong gagal setelah protes massal.

China juga menyerang AS karena keputusan "berbahaya" untuk memberi selamat kepada Presiden Taiwan Tsai Ing-wen

pada awal masa jabatan keduanya.

(*)

BERITA TERPOPULER :

 TAK Banyak yang Tahu, Ternyata Rizal Sempat Minta Videonya Dihapus Agar Ibunya Tak Sedih

 Sosok Paling Berpeluang Jadi Panglima TNI Berdasarkan UU, Bukan Jenderal Andika Perkasa

 Ainul Yaqin Sayangkan Kejadian di Pos PSBB Surabaya: Habib Umar ini Tokoh yang Dihormati

TONTON JUGA :

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved