Update Virus Corona Indonesia
VIRAL VIDEO Habib Umar Assegaf Baku Pukul dengan Satpol PP, Guntur Romli: Harus ditindak
Asmadi mengatakan saat inik ia mendapat dukungan dari dua instansi besar di Surabaya untuk melaporkan Habib Umar Assegaf.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Viral video Habib Umar Assegaf bakupukul dengan satpol PP di checkp point Exit Tol Satelit, Surabaya.
Kini, Anggota Satpol PP bernama Asmadi tersebut melaporkan Habib Umar Assegaf ke Polda Jatim.
Saat dihubungi Tribun Jatim, Asmadi mengaku tengah berada di Mapolda Jawa Timur.
Asmadi mengaku akan membuat laporan terkait pelanggaran PSBB yang dilakukan Habib Umar Assegaf.
"Masih di SPKT Polda Jatim, mau melaporkan yang bersangkutan, setelah kejadian kemarin," kata Asmadi saat dikonfirmasi Tribun Jatim, Kamis (21/5/2020).
Asmadi mengatakan saat inik ia mendapat dukungan dari dua instansi besar di Surabaya untuk melaporkan Habib Umar Assegaf.
"Ya saya dapat perintah dari atasan untuk melaporkan hal kemarin, ini juga dapat pendampingan dari Pemkot Surabaya dan Pol PP Surabaya," jelasnya kepada TribunJatim.com.
Namun saat ditanya, hasil laporan itu, ia belum bisa memberikan keterangannya.
"Nanti dulu ya, setelah ini mau ke Krimsus untuk melanjutkan laporannya," tutupnya.
Soal kejadian adu pukul anara petugas Satpol PP dengan Habib Umar Assegaf, Mohamad Guntur Romli ikut berpendapat.
Guntur Romli meminta agar Habib Umar Assegaf ditindak sesuai aturan hukum.
"Harus ditindak, hukum tdk boleh tebang pilih.
Gak usa mainin 'bergamis' & 'Habib' nya." tulis Guntur Romli dikutip dari Twitternya.
Sebelumnya diberitakan Insiden pria bergamis marah tak terima aturan PSBB terjadi di check point PSBB Exit Tol Satelit, Surabaya.
Pria bergamis putih tersebut menumpangi mobil Toyota Camry warna hitam dengan nomor polisi N 1 B.
Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko dari hasil pemeriksaan plat nomor kendaraan, pria bergamis itu adalah Habib Umar Abdullah Assegaf Bangil.
Habib Umar Assegaf merupakan pengasuh Majelis Roudhotus Salaf, Bangil, Pasuruan.
Habib Umar Assegaf marah karena distop oleh petugas.
Petugas mendapati jumlah penumpang di dalam mobil Toyota Camry Habib Umar Assegaf melebih aturan PSBB.
Selain itu, ada satu penumpang yang tak menggunakan masker.
"Pemeriksaan dilakukan karena plat mobil N, bukan L atau W. Saat PSBB plat nomor selain L dan W memang diminta putar balik saat masuk ke Surabaya," kata Trunoyudo dikutip dari Kompas.com.
Melansir Tribun Jatim, Kasatlantas Polrestabes Surabaya Kompol Teddy Chandra menerangkan, kronologi insiden percekcokan antara pria berjubah putih itu dengan sejumlah aparat petugas gabungan di lokasi.
Insiden tersebut terjadi sekira pukul 16.45 WIB.
Saat itu, petugas sedang melakukan razia kendaraan jenis mobil yang hendak melintas di depan pos check point exit Tol Satelit.
Tibalah sebuah mobil jenis sedan hitam yang diketahui Toyota Camry bernopol N 1 B.
"Kendaraan dilakukan pemeriksaan pelanggaran PSBB yang didapati adalah tidak menggunakan masker, ada yang tidak menggunakan masker," ujarnya saat dikonfirmasi TribunJatim.com, Kamis (21/5/2020).
Kedua, muatan penumpang melebihi kapasitas yang telah diatur dalam aturan PSBB Surabaya.
"Kedua pelanggaran PSBB-nya itu adalah kapasitas penumpang untuk jenis mobil tersebut sudah melebihi batas 50 persen. Kalau jenis kendaraan sedan berarti kan kapasitasnya hanya 3 orang satu di depan dan 2 di belakang dengan ada spasi kanan kiri, tengah kosong," terangnya.
Saat petugas sedang memberi pemahaman, Habib Umar Assegaf keluar dari mobil.
"Bapak kami hormati ya. Bapak dengar baik baik," ujar petugas polisi ke arah pria berjubah itu.
Bukannya menuruti permintaan petugas. Pria berjubah itu justru membalas dengan merutuki petugas.
"Saya jauh lebih baik," tukasnya.
Namun balasan itu tak membuat petugas gentar.
Petugas polisi itu justru terus berupaya memberikan pemahaman kepada si pria tersebut.
"Saya udah bilang baik-baik. Kalau yang lain itu nurut pak. Yang tidak pakai masker, mulai sana dipakai," ujar petugas polisi seraya mengarahkan tangannya ke jalan raya di belakangnya.
Mendengar pernyataan dari sang polisi, pria berjubah itu kemudian menjawab dengan nada bicara yang terdengar berat.
"Penyakit itu orang yang tidak sembahyang," tukas pria berjubah itu seraya melenggang meninggalkan si petugas polisi.
Tak ingin kalah, sang polisi kembali menyodorkan argumen bantahan.

"Siapa yang tidak sembahyang. Apakah bapak sendiri yang sembahyang," jelasnya.
Di lain sisi, petugas satpol PP yang turut menghentikan mobil hitam yang diduga ditumpangi oleh pria berjubah, juga ikut andil memberikan pengertian terhadap pria berjubah tersebut.
"Bapak ini juga sudah melebihi muatan. Bapak ini saya ingatkan," ujar petugas Satpol PP dengan nada bicara melenguh payah.
Tapi si pria berjubah itu malah makin berang. Berkali-kali ia meneriakkan kata mundur memberikan intruksi pada sopir mobil warna hitam itu yang tampak masih duduk di bangku kabin kemudi.
"Mundur. Mundur," pekik parau pria berjubah itu.
Sang polisi sebelumnya pun kembali muncul. Ia kembali menyampaikan pengertian kepada pria berjubah itu.
"Muatannya 5, tidak boleh pak. Pak ini ketentuan. Jangan marah. Jangan mentang-mentang bapak," ujarnya dengan nada meninggi.
Namun tak disangka, ternyata pria berjubah itu tetap berang, dengan menyebut petugas menggunakan idiom yang terbilang bermakna kasar.
Lantaran pria itu terus ngotot dan membantah imbauan petugas. Teddy mengungkapkan, para petugas memilih alternatif solusi mengimbau pada pengemudi mobil tersebut untuk kembali.
"Mungkin pertimbangan anggota daripada ribut daripada nanti malah lebih ini, ya sudah diputarbalikkan," ungkapnya.