Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulut Koreksi Data Covid-19 Dunia: Ketambahan 24 Pasien Positif

Sulawesi Utara mengoreksi data orang terpapar Coronavirus disease 2019 (Covid-19) pada Rabu (20/5/2020).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Istimewa
Juru bicara Satgas Covid-19 Pemprov Sulut dr Steaven Dandel 

Jokowi mengaku sangat optimistis dengan perkembangan teknologi kesehatan di dalam negeri. Ia juga menekankan sudah seharusnya masyarakat Indonesia bangga karena ada produk-produk buatan dalam negeri yang bisa dimanfaatkan dalam penanganan virus corona, sehingga, beban pemerintah untuk melakukan kegiatan impor alat-alat kesehatan penanganan COVID-19 bisa diminimalisir. "Dari yang saya lihat kemarin saya sangat optimis bahwa hal-hal yang dulunya tidak kita pikirkan dan kita impor sekarang kita mandiri karena bisa produksi sendiri," lanjutnya.

Oleh karena itu, Jokowi meminta masyarakat mendukung apa yang sudah dilakukan pemerintah hingga beberapa pihak yang melibatkan diri dalam penanganan virus ini. "Sudah saatnya masyarakat mulai mencintai produk dalam negeri dan kita harus bangga buatan Indonesia. Kita harus terus-menerus memperbaiki ekosistem bagi tumbuh berkembangnya inovasi dan juga mentalitas bangga pada produk dalam negeri," jelasnya.

New Normal

Sementara itu Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan, Kemenristek akan terus melakukan inovasi dalam rangka pencegahan virus corona, karena ke depan penyebaran virus corona diprediksi akan berbeda dengan penyebaran yang saat ini terjadi.

"Kalau selama ini tidak pakai masker yang enggak boleh dianggap enteng, nantinya adalah penyebaran dari virus dari barang hidup baik kayu, kain, material lain, teknologi mekanisme membersihkan atau mensterilkan disinfektan menjadi agenda Kemenristek yang penting," tutur Bambang.

Prof Grace: Penyakit Penyerta Jadi Pemicu Kematian Pasien Covid-19

Bambang juga mengatakan, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan kepada Kemenristek/BRIN terkait persiapan penerapan New Normal di tengah pandemi virus corona. Fakta jika vaksin corona belum ditemukan, maka warga Indonesia harus beradaptasi dan hidup berdampingan dengan virus corona melalui sebuah tatanan baru yang disebut dengan New Normal.

"New Normal dari Kemenristek diarahkan untuk mengoptimaliasasikan teknologi digital, karena nantinya kegiatan society economy less contact, maka dari itu pemanfaatan teknologi digital menjadi diperlukan, optimalisasi jadi prioritas Kemenristek," katanya.

Bambang menambahkan, meski nantinya New Normal ditetapkan, pemeriksaan sampel virus corona menggunakan metode polymerase chain reaction atau PCR harus tetap dilakukan. Sebab hal itu akan membantu tatanan tersebut.

"PCR makin cepat ini akan membantu New Normal karena protokol tetap jalan. Kita akan terus kembangkan gimana agar barang-barang bisa disinfektan sehinga eksposur terhadap virus minimal," ucap Bambang. (tribun network/fik/yud/drp/fis)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved