Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Giliran Presiden Brasil Percaya Pil Kina: Rekomendasikan Obati Virus Corona

Satu lagi tokoh dunia yang percaya hydroxychloroquine alias obat malaria, manjur mengobati Covid-19.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Media lokal
Media lokal di Brasil mengabarkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro positif Corona. (Capture Twitter@Nexofin) Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brazil Jair Bolsonaro dalam pertemuan di Florida, 7 Maret 2020 lalu. () Kabarnya dia menemani Presiden Brasil Jair Bolsonaro dalam lawatan ke Amerika Serikat (AS). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, RIO DE JANEIRO - Satu lagi  tokoh dunia yang percaya hydroxychloroquine alias obat malaria, manjur mengobati Covid-19. Setelah Presiden AS Donald Trump, kali ini Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengaku menyimpan sekotak pil kina tersebut sebagai antisipasi manakala ibunya yang berusia 93 tahun terserang Covid-19. 

Trump Bangga Jumlah Positif Covid-19 Tinggi: Jumlah Pasien Capai 1,5 Juta Orang 

Bolsonaro juga menyatakan Kementerian Kesehatan Brasil akan mengeluarkan protokol baru yang memperluas rekomendasi penggunaan hydroxychloroquine untuk pengobatan virus corona.

Bolsonaro mengeluarkan pernyataan itu beberapa hari setelah Menteri Kesehatan Brasil mengundurkan diri, di bawah tekanan untuk menandatangani protokol baru tersebut. 

Menteri Kesehatan sementara Eduardo Pazuello, seorang jenderal angkatan darat yang masih bertugas, akan menandatangani protokol baru dan tetap berada di jabatan itu.

Bolsonaro merujuk pada Presiden Donald Trump, yang juga mengonsumsi obat tersebut sebagai pencegahan Covid-19.  Padahal sejumlah penelitian menyebut obat malaria itu sama sekali tak ampuh menyembuhkan pasien Covid-19, bahkan mengakibatkan gangguan jantung.

Ilustrasi obat Chloroquine atau obat antimalaria
Ilustrasi obat Chloroquine atau obat antimalaria ((hellosehat.com))

Namun Donald Trump membela penggunaannya hydroxychloroquine dan menyebut peringatan penelitian tentang risikonya sebagai studi palsu.  "Ada penelitian palsu yang dilakukan. Mereka memberikan obat itu kepada orang sakit yang siap mati karena usia dan masalah jantung," kata Trump.

Pasien Kasus 80 dan Dua PDP di Minsel Meninggal

Trump menyebut penelitian itu dilakukan oleh Departemen Urusan Veteran, yang didanai oleh National Institutes of Health dan University of Virginia. Menteri Urusan Veteran Robert Wilkie memberi penjelasan dalam rapat kabinet dan ikut mempromosikan obat malaria  itu dan mengatakan telah digunakan Depertemen Urusan Veteran untuk banyak masalah kesehatan.

"Saya ingin menjernihkan sesuatu. Itu (penelitian soal  hydroxychloroquine untuk Covid-19)  bukan studi Departermen Urusan Veteran/VA). Para peneliti mengambil nomor VA dan mereka tidak secara klinis memeriksanya. Mereka bahkan tidak melihat apa yang baru saja disebutkan oleh Presiden tentang berbagai penyakit penyerta, ” kata Wilkie.

Penelitian yang disinggung Trump bukanlah satu-satunya studi peringatan jenisnya tentang risiko hydroxychloroquine. Journal of American Medical Association menerbitkan sebuah studi baru minggu lalu, yang terbesar dari jenisnya, menunjukkan hydroxychloroquine tidak bekerja melawan Covid-19. Selain itu mengakibatkan masalah jantung. 

Gugus Tugas Covid Kotamobagu Umumkan Hasil Rapid Test Terbaru, Sebelas Orang Positif Reaktif

Penelitian itu sama dengan  New England Journal of Medicine. Trump mengklaim obat itu tidak memiliki efek samping apapun pada dirinya. “Itu telah mendapat ulasan luar biasa. Ini (obat itu) mendapat reputasi buruk hanya karena saya mempromosikannya. Jika ada orang mempromosikannya, mereka akan mengatakan ini adalah hal terbesar yang pernah ada," tambah Trump. (cnn/feb)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved