Update Virus Corona Indonesia
Sempat Remehkan Covid-19, Pasien yang Sembuh Ini Menyesal, Berikut Kisahnya
Rombongan petugas medis berpakaian hazmat dari RSUD Smart Pamekasan mendatangi rumah J di Desa Pangorayan, Kecamatan Proppo.
"Tapi, saya tawakal kepada Allah dengan menghatamkan Al Quran dan berdoa. Bagi saya, virus itu buatan Allah dan saya dijaga oleh Allah."
"Maka saya berdoa kepada Allah agar diselamatkan. Itu kunci ketenangan saya selama diisolasi," ungkap dia.
Selama 10 hari, J diterpa ketidakpastian di ruang isolasi soal statusnya apakah sudah sembuh atau belum.
Dua sampel swab yang diambil pada tanggal 13 dan 14 April 2020 tidak kunjung keluar.
Biasanya, hasil sawab bisa diketahui setelah lima hari dari pengambilan sampel.
"Akhirnya saya dipulangkan oleh pihak rumah sakit karena hasil tes di Surabaya sudah negatif, tinggal dari Balitbangkes yang belum keluar."
"Untuk menjaga kemungkinan hasil tes tidak sama, saya di-swab lagi sebelum pulang."
"Keesokan harinya, hasil pertama keluar dengan status negatif," kata pria yang sehari-hari bertugas di Puskesmas Tanjung, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang ini.
Ada pengalaman menarik yang dirasakan J ketika dirinya sudah dinyatakan positif Corona.
Banyak rekan-rekannya yang berlebihan dalam menyikapinya.
Bahkan, menyandang status pasien positif sudah dianggap berada diambang kematian.
"Banyak telepon, pesan WA yang masuk ke saya. Seakan-akan saya sudah dekat dengan kematian."
"Saya katakan dan saya balas pesan itu, agar jangan berlebihan. Saya sendiri yang mengalami tidak bermasalah, justru orang lain yang ketakutan," ujar dia.
Bahkan, tersiar kabar bahwa J sudah meninggal dunia karena Covid-19.
Beberapa temannya di luar Madura, seperti Semarang dan Jakarta, mengabarkan kepada dirinya.