Pengamat Kesehatan Sebut Selain APD, Faskes Wajib Memperhatikan Kesehjahtraan Tenaga Medis
Kasus pasien positif di Sulawesi Utara (Sulut) terus meningkat. Saat ini jumlah pasien positif di Sulut sudah mencapai 114 orang
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus pasien positif di Sulawesi Utara (Sulut) terus meningkat. Saat ini jumlah pasien positif di Sulut sudah mencapai 114 orang.
Diantara kasus tersebut tenaga medis dikhawatirkan paling rentan terinfeksi virus Corona ini.
Pengamat Kesehatan Sulut Jonesius Manoppo mengatakan solusi terbaik untuk melindungi tenaga medis terpapar covid-19 adalah dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standard WHO.
"Sudah ada pedoman penggunaan APD untuk tenaga kesehatan dan pedoman ini ditiap fasilitas kesehatan ada yang mengawasi," jelas Dosen Epidemiologi ini kepada Tribun Manado.
Dirinya mengatakan, Penggunaan APD sesuai standard ini diawasi oleh Tim Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi (PPI) semua fasilitas kesehatan wajib ada. Tugasnya meliputi membuat, memastikan, mengawasi dan mengevaluasi SOP Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi.
"Jadi tim ini memastikan apakah alatnya sudah standar, cara pakainya sudah standar, cara lepas dan pemusnahan sudah sesuai standar atau tidak," jelas Manoppo.
Disatu sisi, kata dia, solusi lain dari mencegah terpaparnya tenaga medis yang menangani langsung pasien covid-19 ini adalah memperkecil arus pasien menuju rumah sakit.
Maksudnya, pasien yang datang di filter atau dilakukan penanganan sebelum masuk rumah sakit atau puskesmas.
Hal berikutnya, penting untuk memberi dukungan moral kepada petugas kesehatan termasuk tidak memberi stigma kepada mereka.
"Berikan juga mereka waktu istirahat dengan mengatur jadwal shift apalagi yang bekerja di ruang isolasi, tujuannya untuk mengurangi stres dan menurunnya sistem imun mereka, sehingga tidak mudah terpapar virus," terang Manoppo.
Selain itu, dirinya juga menyorot fasilitas kesehatan juga wajib memperhatikan asupan gizi untuk menjaga daya tahan tubuh tenaga kesehatan yang menangani langsung pasien covid-19 ini.
Hal-hal tersebut sangat penting, karena jika ada satu tenaga medis yang positif maka berarti kontak eratnya termasuk rekan kerjanya akan masuk dalam kriteria ODP dan akan di karantina, nah berarti jumlah tenaga medis yang aktif akan berkurang.
"Bisa saja paling parah itu kalau fasilitas kesehatan sampai ditutup karena terlalu banyak kontak erat didalamnya, dan ini sudah ada contoh sebelumnya," ungkap Manoppo.
Aspek kesejahteraan tenaga medis juga perlu diperhatikan oleh pemerintah. Karena dalam pertempuran, adanya korban tidak mungkin terhindarkan dan korban yang banyak sudah pasti dari tenaga kesehatan, karena mereka terlibat langsung.
"Kita hanya bisa menekan jumlah korban, dengan persiapan yang baik dan terutama kerja sama semua pihak, sebab pengorbanan tenaga medis juga terikat dengan sumpah profesinya," jelas Manoppo.