News
"Gaji Sudah Dipotong, eh Iuran BPJS Naik", Anita Pilih Konsumsi Tanaman Apotik Rumah
Dia mengaku mengalami dan banyak mendengar diskriminasi terhadap peserta BPJS. "Seolah olah kami ini pasien nomor dua," kata dia.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Iuran BPJS naik tapi pelayanan tetap buruk.
Itulah yang ditakutkan Wani Gonibala warga Kotamobagu.
Dia mengaku mengalami dan banyak mendengar diskriminasi terhadap peserta BPJS.
"Seolah olah kami ini pasien nomor dua," kata dia.
Pengalaman tak menyenangkan pernah dialami David warga Kotamobagu.
Anaknya dirawat beberapa hari di rumah sakit.
"Ruangannya ditanggung BPJS hanya dua hari, selebihnya saya bayar sendiri," kata dia.
Anaknya juga diperlakukan bak pasien kelas 2.
Pelayanannya buruk sekali.
Ia mengaku kecewa.
"Saya ini kerja banting tulang, gaji disisihkan untuk bayar BPJS, kok pelayanannya seperti ini," kata dia.
Terkait kebaikan BPJS, ia mengaku tak paham.
Isi putusan MA, BPJS merugi karena ada kecurangan dan kekeliruan manajemen.
"Kalau yang salah pengelolaannya kenapa rakyat yang musti menanggung dosanya, rakyat juga sedang menderita Covid
19, gaji kami dipotong, nah ini iuran BPJS naik," kata dia.
Anita warga Desa Pinilih Minut mengaku tak bergantung pada BPJS karena berbelit, mahal serta pelayanan maksimal.