Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Putus Cinta Selama Pandemi Covid-19? Psikolog Sebut Semestinya Bersyukur

Krisis kesehatan ini memaksa para pasangan, khususnya yang belum menikah harus terpisah jarak dan berhubungan hanya lewat ponsel saja.

Editor: Chintya Rantung
THINKSTOCK.COM
Ilustrasi 

Kemudian, apabila ada alasan jenuh dan bosan yang muncul akibat pola komunikasi yang itu-itu saja melalui gadget, Zoya pun menyebut itu belum seberapa daripada bosannya orang berumah tangga yang jangka waktunya seumur hidup.

"Kalau misal bosen gitu-gitu aja, ya ampun mana ada sih orang enggak bosen. Nikah bakal seumur hidup loh. 'Bosen nih gue, cerai, putus,'. Ya enggak bisa gitu dong," sebut dia. 

Zoya menganggap bosan adalah hal yang sangat manusiawi. Namun bukan menjadi indikator seseorang tidak memiliki cinta dan kasih sayang.

"Mungkin kalau kita sampai bosan, bukan karena kita enggak mencintai pasangan kita, tapi enggak punya relasi lain yang sehat," kata Zoya.

 

 Hubungan yang sehat

Hubungan tidak sehat yang dimaksud adalah ketika seseorang benar-benar hanya menjalin hubungan dengan pasangan dan tidak memiliki relasi dengan orang lain, bahkan dirinya sendiri.

"Orang yang sehat harus punya relasi sehat dengan teman-temannya, dengan kegiatan yang membuatnya merasa sebagai individu yang berguna, lalu sama pasangannya.

Pasangan itu kan bagian dari hidup dia, bukan seluruhnya," jelas Zoya.

Jika seseorang menjadikan pasangan adalah segalanya, maka di situlah bosan dan jenuh akan tercipta.

Bagaimana tidak, di masa pandemi seperti ini kegiatan kita semakin terbatas, tidak pergi ke kantor, tidak berangkat ke sekolah, dan sebagainya.

"Itu yang membuat orang jadi sumpek dan bosen, karena mereka enggak punya pembagian waktu. Semua buat pasangan, semua buat pasangan, giliran kayak gini nih 24/7 literally," ujar dia.

Satu hal terakhir yang juga ditekankan oleh Zoya, ketika saat ini sudah putus, jangan mudah untuk kembali ke hubungan yang sama setelah pandemi berakhir.

Kembali menjalin asmara boleh saja, tapi pelajari dulu apa yang menjadi masalah pada saat ini. Dengan begitu, hubungan dengan pasangan akan bisa tetap bertahan ketika suatu hari nanti terdapat hambatan sejenis yang muncul dalam bentuk lain. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Putus Cinta Saat Corona? Psikolog Sebut Seharusnya Bersyukur", 

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved