Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Selasa, 12 Mei 2020: Menanti Dalam Kesal

Yunus menanti di pondoknya dengan suasana hati penuh kemarahan. Dia tidak bisa terima sifat Tuhan yang begitu baik.

Penulis: | Editor: Maickel Karundeng
Istimewa
Renungan Harian Kristen: Pembalasan Hak Tuhan 

Pnt Jackried Maluenseng

Yunus 4:5-6)

Setelah protes dan marah atas kebaikan serta cinta kasih Allah kepada rakyat Niniwe, nabi Yunus memilih keluar dari kota berpenduduk lebih dari 120.000 orang itu.

Dia keluar kota dengan penuh kekesalan. Dia sangat kecewa kepada Allah yang dinilainya terlalu baik dengan mengampuni orang jahat yang bertobat dan berbalik setia kepada-Nya.

Dia pergi ke arah timur Niniwe dan membangun pondok di sana. Dia berdiam di sana sambil menantikan apa yang akan Tuhan lakukan terhadap raja dan penduduknya dengan kesal.

Demikian firman Tuhan hari ini.
_*Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.* (ay 5)_

Yunus menanti di pondoknya dengan suasana hati penuh kemarahan. Dia tidak bisa terima sifat Tuhan yang begitu baik.

Dalam penantiannya itu, atas kasih Allah, tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.

Suasana ini agak meneduhkan hatinya. Tapi, dia tetap harap-harap cemas dalam penantiannya itu. Dia tentu sangat berharap agar Tuhan benar-benar murka kepada Niniwe yang membuat dia lari ke Tarsis karena kejahatan mereka yang luar biasa.

Yunus memang tahu kejahatan Niniwe. Karena itu dia tidak mau kalau mereka diampuni dan diselamatkan. Tapi, Allah selalu punya maksud dan rencana yang indah bagi umat-Nya. Justeru karena itulah Dia menyuruh Yunus sebagai hamba-Nya untuk memperingatkan mereka agar bertobat. Sebab kalau tidak pasti dibumihanguskan.

Sahabat Kristus, begitulah rancangan Allah. Selalu berbeda dengan rancangan dan keinginan manusia. Yunus mewakili kemanusiaan kita yang terkadang terbawa emosi dan sakit hati karena kejahatan sesama, dia mau yang jahat itu harus dibinasakan.

Tapi tidak dengan Tuhan. Orang jahat harus dibina, bukan dibinasakan. Selanjutnya diselamatkan dan diberkati secara luar biasa.

Karena itu, sampai kapanpun Yunus menunggu dan apapun harapan dan kekesalan Yunus kepada Allah dan bagaimanapun sakit hatinya Yunus kepada penduduk Niniwe, tak akan mampu mengubah kasih setia Allah yang luar biasa atas orang yang bertobat dan takut akan Dia.

Pesan firman ini adalah untuk kita di zaman now. Agar kita berbalik dari dosa kita dan memiliki kerendahan hati. Tuhan tahu hati kita. Dia pasti mengasihi kita lebih dari apapun. Kita pasti menikmati kasih karunia-Nya.

Nantikanlah di rumah kita. Pertolongan kasih Allah pasti datang. Asal kita mau setia kepada-Nya dan bertobat dari dosa kita.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved