75 Persen Kasus Covid dari Transmisi Lokal Sulut, Prof Grace: Ada Lonjakan Pasien
Orang positif terpapar Coronavirus disease 2019 (Covid-19) di Sulawesi Utara bertambah 24 menjadi 71 kasus.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Lanjutnya, pasien ke-64 merupakan anak kandung dari pasien ke 37 dan 38 yang duluan terkonfirmasi positif. Tengah dirawat di RS RW Monginsidi Teling. Sehari sebelumnya, Sulut ketambahan enam kasus positif. Demikian konfirmasi Jubir Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel.
Pasien kasus 48 adalah bocah perempuan berusia 1 tahun asal Kabupaten Minahasa. “Benar, ada satu pasien positif Covid-19 dilaporkan asal Minahasa, hari ini,” kata Jubir Satgas Covid-19 Minahasa dr Maxmilianus Umboh.
Sebelumnya, kata Dandel, ada kasus baru yang disebabkan klaster transmisi lokal, salah satunya pasien 48. “Pasien 48, anak perempuan usia 1 tahun, tak ada riwayat perjalanan, namun hasil epidemiologi, orang tuanya cukup tinggi mobilisasinya antara Manado dan Minahasa, dan tetangganya baru datang dari daerah transmisi lokal,” kata Dandel. Saat ini, klaster transmisi lokal (penjangkitan) Covid-19 harus diwaspadai dan jangan dianggap remeh masyarakat luas.
Satu kasus positif dari Boltim dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boltim Eko Marsidi, Sabtu (9/5/2020). "Teman-teman sekalian menyambung press liris yang telah disampaikan oleh Gugus Tugas Provinsi Sulut bahwa di Kabupaten Boltim sudah ada yang satu orang pasien Covid-19 yang positif," ucapnya. Ia menambahkan, pasien saat ini sedang dirawat di RS Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra).
• Tiga Pejabat Tinggi AS Karantina Mandiri
Satgas Covid-19 Kabupaten Mitra mengimbau warganya agar tak panik dengan hadirnya satu pasien yang terkonfirmasi positif dirawat di RSUP Ratatotok Buyat. Ketua Satgas Jani Rolos lewat Jubir Gloria D Wuwungan mengatakan, diharapakan tidak panik. "Menyikapi hal ini, masyarakat diimbau agar tidak perlu resah dengan adanya pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSUP Ratatotok Buyat," tutur Wuwungan.
Kepala Dinas Helny Ratuliu membenarkan hal tersebut. "Perlu ditegaskan untuk Kabupaten Mitra masih bebas pasien positif Covid-19. Dan yang dirawat saat ini di RSUP Ratatotok adalah warga Kabupaten Boltim," kata Ratuliu.
Direktur Utama (Dirut) RSUP Ratatotok dr Femmy Langi ikut membenarkan. "Memang yang dirawat adalah pasien dari Kabupaten Boltim. Dan berdasarkan informasi dari pihak satuan tugas (satgas) Covid-19 Mitra, bahwa PDP tersebut telah dikonfirmasi positif oleh pihak Satgas Sulawesi Utara (Sulut)," pungkas Langi.
Ketua DPRD Boltim Fuad Landjar, mengkritisi penerapan pembatasan aktivitas sosial di Kabupaten Boltim yang dianggap lengah. Menurutnya, ketika status warga yang terjangkit di daerah tetangga seperti Manado dan Kotamobagu bertambah, Boltim harusnya lebih ketat lagi tingkat kewaspadaan.
“Ini malahan makin longgar menurut amatan saya. Warga jadi bebas berkeliaran siang malam di jalanan, aktivitas di pasar dan toko tetap seperti biasa. ASN (Aparatur Sipil Negara-red) luar daerah boleh keluar masuk perbatasan dengan bebas,” tegasnya.
Ia menambahkan, apalagi, ketika Bupati Boltim Sehan Landjar telah mengeluarkan kebijakan pemberian stimulan sembako bagi puluhan ribu kepala keluarga akibat pembatasan sosial, untuk warga yang menahan diri di rumah saja, justru semakin meningkat aktivitas warga.

Jonesius Manoppo
Pengamat Kesehatan dari Unima
Banyak Orang Abai Jaga Jarak
Peningkatan tajam jumlah kasus Corona akibat pergerakan orang yang tidak terkontrol, protokol tidak lagi dilakukan dengan baik dan benar. Awalnya memang masyarakat masih mematuhi, namun karena masyarakat tidak melihat manfaat dari protokol pencegahan ini, maka banyak orang mulai melanggar, awalnya tidak sengaja, namun karena tidak terjadi apa-apa mereka lanjut mengabaikan.
Kenyataanya setiap hari tetap ada yang ditetapkan sebagai PDP (pasien dalam pengawasan). Dua hari terakhir saja ada penambahan 24 orang yang dinyatakan positif. Nah, dengan tidak adanya penambahan kasus positif dalam satu minggu bukan berarti pandemi Covid-19 di Sulut sudah selesai dan tindakan pencegahan itu sudah tidak dibutuhkan lagi.
Baru-baru (kemarin) ini saja kita sudah ketambahan 18 kasus terkonfirmasi positif, kalau pergerakan kita tidak konsisten maka sulit untuk memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir.