Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kim Jong Un

Dikabarkan Sengaja Palsukan Kematian, Kim Jong Un Ingin Tahu Siapa yang Ingin Ambil Kekuasaannya

Belum lama ini Kim sempat menghilang dari media pemerintah selama tiga minggu dan memicu desas-desus tentang kesehatan dan keberadaannya.

Editor:
AFP
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un 

Ia juga merupakan satu dari dua pembelot terpilih untuk parlemen Korea Selatan bulan lalu

"Saya sadar, salah satu alasan mengapa banyak dari Anda memilih saya sebagai anggota parlemen adalah dengan harapan analisis dan proyeksi yang akurat tentang masalah Korea Utara," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Saya merasakan kesalahan dan tanggung jawab yang berat."

"Apa pun alasannya, aku meminta maaf kepada semua orang."

Seorang pembelot terkemuka lainnya yang terpilih di parlemen untuk oposisi, yaitu Ji Seong-ho, mengatakan dalam sebuah wawancara media, ia 99 persen yakin, Kim Jong Un telah meninggal setelah operasi kardiovaskular.

Ji Seong-ho juga menyebut pengumuman resmi akan datang secepatnya pada hari Sabtu.

"Saya telah merenungkan diri selama beberapa hari terakhir, dan merasakan beratnya posisi yang saya hadapi," kata Ji dalam sebuah pernyataan.

"Sebagai tokoh publik, saya akan bersikap hati-hati saat bertindak."

Kim Jong saat menghadiri potong pita sebuah pabrik pupuk di wilayah Sunchon utara Pyongyang, Jumat (1/5/2020).
Kim Jong saat menghadiri potong pita sebuah pabrik pupuk di wilayah Sunchon utara Pyongyang, Jumat (1/5/2020). (KCNA via NK News)

Ji Seong-ho mengatakan kepada Reuters pada Jumat (1/5/2020), menerima informasi tentang kematian Kim Jong Un dari sumber yang tidak bisa ia ungkapkan.

Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan pun mengkritik kedua pembelot itu karena kecerobohannya.

Salah satu anggota partai bahkan mendesak mereka untuk dikeluarkan dari komite intelijen dan pertahanan.

Sementara yang lain mengatakan, para pembelot itu berkontribusi meski hanya sedikit bagi masyarakat Korea Selatan.

Partai dari Ji Seong-ho mengakui, Ji Seong-ho telah membuat pernyataan "gegabah, ceroboh".

Namun, mereka mengkritik partai yang berkuasa karena telah memicu kebencian terhadap mereka.

Kesalahan informasi dari kedua pembelot ini menyoroti sulitnya mendapatkan informasi yang dapat dipercaya tentang Korea Utara.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved