Update Virus Corona Sulut
Jonesius Manoppo: Bayi Berstatus PDP, Ini Bukti Penularan Sudah Sampai ke Setiap Rumah
Pengamat Kesehatan Sulut Jonesius Manoppo mengatakan, itu sebenarnya salah satu bukti kalau memang covid-19 ini telah menyebar ke rumah-rumah
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Menyusul adanya pasien Bayi yang berstatus PDP bahkan ada yang meninggal dunia, membuat masyarakat sangat prihatin dan khawatir dengan kondisi pandemi Covid-19 di Sulawesi Utara.
Berdasarkan informasi, salah satu bayi yang beralamat di Desa Malola, Kecamatan Kumelembuai, Kabupaten Minahasa Selatan meninggal dunia di ruang isolasi RSUP Prof Kandou, Rabu (6/5/2020).
Belum selesai kasus tersebut, sudah ada lagi seorang bocah yang masih di bawah umur asal Kabupaten Minahasa masuk dalam daftar Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Kabar itu turut dibenarkan oleh Jubir Satgas Covid-19 Sulut, bahwa saat ini pasien telah dirujuk ke RSUP Prof Kandou Malalayang untuk ditempatkan di ruang isolasi.
Menanggapi hal ini, Pengamat Kesehatan Sulut Jonesius Manoppo mengatakan, itu sebenarnya salah satu bukti kalau memang covid-19 ini telah menyebar ke rumah-rumah.
"Hal tersebut kecil kemungkinan dari faktor eksternal, yakni penularan yang dapat terjadi dari pasar atau supermarket, pasti ada orang dewasa yang menjadi perantaranya atau pembawa virus itu," jelas Manoppo kepada Tribun Manado.
Ia mengatakan, salah satu penyebab kenapa banyak pasien PDP yaitu karena petugas kesehatan di fasilitas kesehatan harus semakin awas terhadap penularan ini.
Dirinya juga memberikan tanda awas bagi mereka yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) sebab mereka inilah yang sulit diketahui sedang membawa virus tersebut.
Menurutnya, semua pasien tidak terkecuali harus dilakukan screening di gerbang atau di filter sebelum diperiksa oleh dokter, semua yang bergejala batuk, sesak, ada riwayat demam masuk kategori dicurigai Covid-19 dan dikategorikan dalam PDP, sampai terbukti tidak positif oleh hasil pemeriksaan laboratorium.
"Ini termasuk pasien anak-anak dari bukti ilmiah di beberapa negara biasanya anak-anak mengalami gejala ringan dan sedang saja, sangat jarang sampai berat dan meninggal, kecuali ada penyakit berat lain sebelumnya," ungkap Manoppo.
Dikatakannya, hal inilah yang patit diwaspadai, anak-anak yang hanya mengalami gejala ringan dan sedang ini berpotensi menularkan ke orang dewasa.
"Inilah mengapa pemerintah mengambil tindakan awal menutup sekolah, taman bermain maupun wahana bermain anak di pusat perbelanjaan," jelasnya.
Dosen Spesialis Epidemiologi ini mengatakan hal itu merupakan salah satu solusi dari pemerintah, jika itu semua di tutup berarti kecil kemungkinan anak-anak terjangkit dari luar rumah. Dirinya yakin pasti ada yang membawa virus tersebut ke zona domestik (Rumah).
"Itulah mengapa kita tetap mengkampanyekan memakai masker, mencuci tangan, segera mandi ketika kembali dari mana saja dan hendak masuk ke rumah," papar Manoppo.
Dengan adanya anak yang terbukti positif, berarti orang tua harus lebih berhati-hati mengawasi anak-anak, orang tua harus selalu memperhatikan area bermain anak-anak, dengan siapa mereka bermain terutama yang berasal dari luar rumah.
"Kepedulian itu tidak perlu berlebihan cukup dengan mandi dan ganti pakaian segera ketika memasuki rumah, rendam pakaian dengan sabun cuci, alas kaki diletakan diluar, tas, uang dan benda dari luar rumah sebaiknya di taruh ditempat khusus jauh dari jangkauan anak," jelas Manoppo.
"Demi kesehatan anak-anak, sebaiknya orang tua jangan main-main dalam hal ini, tetap waspada," pungkas Manoppo. (Mjr).