Update Virus Corona Dunia
Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS Sebut Ada "Bukti Besar" Covid-19 Berasal dari Lab di China
Hingga Senin (4/5/2020) pagi, 3,5 juta orang di seluruh dunia terinfeksi sedangkan 240.000 lainnya meninggal dunia.
"Kami berusaha mendapatkan tim di sana."
"Organisasi Kesehatan Dunia berusaha mendapatkan tim di sana, dan mereka gagal."
"Tidak ada yang diizinkan pergi ke lab ini atau di laboratorium lain mana pun."
"Keinginan Presiden Trump sangat jelas: kami akan meminta pertanggungjawaban mereka yang harusnya bertanggung jawab."
WHO Menyangkal Virus Corona Berasal dari Lab
Seperti yang diberitakan Kompas.com pada 21 April lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona tidak dimanipulasi atau diproduksi di laboratorium.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada pertengahan April lalu mengatakan, pemerintahannya berusaha menentukan apakah virus corona berasal dari laboratorium di Kota Wuhan.
Seperti yang kita tahu, Kota Wuhan merupakan tempat pertama kali Covid-19 muncul pada Desember 2019 silam.
"Semua bukti yang ada menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari hewan dan tidak dimanipulasi atau diproduksi di laboratorium atau tempat lain," kata juru bicara WHO Fadela Chaib dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss.
"Kemungkinan besar, virus itu berasal dari hewan," lanjutnya dikutip dari Reuters Selasa (21/4/2020).
Chaib lalu menerangkan, belum jelas bagaimana virus ini bisa melompat dari hewan ke manusia, tetapi "tentu saja" ada inang hewan perantara.
"Kemungkinan besar memiliki reservoir ekologis pada kelelawar, tetapi bagaimana virus menular dari kelelawar ke manusia masih harus ditinjau dan dipastikan," ujarnya.
Namun juru bicara perempuan itu tidak menanggapi permintaan untuk menjelaskan apakah ada kemungkinan virus tersebut lolos dari laboratorium secara tidak sengaja.
Institut Virologi Wuhan telah menepis rumor mensintesis virus atau membiarkannya lolos.

Chaib lalu ditanya tentang dampak keputusan Trump menangguhkan pendanaan ke WHO dalam penanganan virus corona.
Ia menjawab, "Kami masih menilai situasi tentang pengumuman oleh Presiden Trump... dan kami akan menilai situasinya dan kami akan bekerja dengan mitra kami untuk mengisi celah apa pun."
"Sangat penting untuk melanjutkan apa yang kita lakukan tidak hanya untuk Covid tetapi untuk banyak, banyak, banyak, banyak program kesehatan lainnya," imbuh Chaib merujuk pada tindakan melawan polio, HIV, dan malaria di antara penyakit lainnya.
Dirinya lalu berujar bahwa WHO didanai 81 persen untuk 2 tahun ke depan pada akhir Maret, mengacu pada anggaran 2 tahunan senilai 4,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 75,3 triliun).