Update Virus Corona Sulawesi Utara
2 Hari Ini Kasus Virus Corona di Sulawesi Utara Tidak Bertambah, Masih 45 Orang
Data terkini kasus virus corona di Indonesia, kembali diinformasikan pemerintah pusat, Sabtu2 Mei 2020.
Hal itu berlaku setelah beredarnya video di media sosial yang menyebutkan bahwa bintang yang muncul di pagi hari itu membawa pesan atau isyarat akan berakhirnya wabah virus corona.
Pada unggahan yang beredar di media sosial, bintang itu disebut sebagai bintang Turaya atau Tsurayya.
Menjawab keramaian soal bintang Tsurayya ini, Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memberikan penjelasan lengkap mengenai salah satu benda langit itu.
Letak bintang
Dalam ilmu antariksa, bintang Thuraya/Tsuraya atau ada yang menyebutnya Tsurayya, disebut sebagai gugus bintang terbuka Pleiades yang terletak dekat dengan rasi bintang Taurus.
Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Pusat Sains dan Antariksa (Pussainsa) Lapan, Sabtu (2/5/2020), gugus bintang terbuka ini terdiri dari sejumlah bintang.
Tujug di antaranya bisa dilihat dari Bumi dengan mata telanjang.
"Dalam mitologi Yunani, dan dikenal sampai saat ini, ketujuh bintang tersebut adalah Sterope, Merope, Electra, Maia, Taygeta, Celaeno, dan Alcyone; dan dikenal sebagai bintang 7 saudari," kata Andi Pangerang, salah satu peneliti Pussainsa Lapan, dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu.
Bintang yang juga disebut sebagai Messier 45 ini beserta bintang-bintang lain yang ada di dalam gugusannya tergolong sebagai bintang yang relatif muda dan masuk dalam kelas spektrum tipe B.
"Cenderung panas, cerlang, dan berwarna kebiruan. Bila kondisi tidak berawan, saat-saat seperti ini kita bisa mengarahkan pandangan ke arah timur saat jelang Matahari terbit, carilah rasi Taurus, dan temukan lintang Kartika (nama lain Pleiades) di dekat rasi Taurus," jelas Andi.
Bintang ini berjarak 444 tahun cahaya dari Bumi.
Artinya, cahaya dari Tsuraya membutuhkan waktu 444 tahun agar bisa sampai ke Bumi.
Kebudayaan masyarakat dunia
Karena keberadaannya yang bisa dilihat dengan mata telanjang, obyek-obyek langit ini juga muncul dalam berbagai mitologi kebudayaan di seluruh dunia dan dikenal sebagai bintang tujuh.
"Dalam tradisi langit nusantara, sering disebut juga sebagai Lintang Wuluh, atau Lintang Kerti. Dari tradisi India dikenal sebagai Kartika (Kritikka) yang namanya diambil dari dewa pelindung bangsa Tamil, Kartikeya," kata Andi.