Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Sulut

Kesaksian Pendeta Sugeng B Susanto Sembuh dari Covid-19

Pendeta Sugeng B Susanto menceritakan perjuangannya untuk sembuh menghadapi penyakit Covid-19 yang mengguncang dunia ini

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: David_Kusuma
Istimewa
Pendeta Sugeng B Susanto 

"Saya tidak mau itu terjadi dengan saya, terus berdoa Tuhan tidak mau mati di sini, membayangkan istri dan anak saya berpelukan karena papanya sudah tidak ada," katanya.

Ketua Golkar Sulut Bagikan Bantuan Sembako Bagi Warga Muslim di Amurang

Luar biasa di hari kelima dan keenam di mana puncaknya, dirinya mengalami serangan dari penyakit Covid-19 yang ditambah dengan roh intimidasi begitu kuat sampai takut tutup mata.

Setiap menit roh intimidasi menghantui dan meneror dirinya.

Ketika itu terjadi otomatis baginya imun tubuh akan drop, apalagi selama beberapa hari tidak bisa makan itu sangat berbahaya untuk kesehatan.

Kisah Tenaga Medis Puasa di Tengah Perang Lawan Covid-19

"Sehingga hari itu saya lakukan pasrah, kepada Tuhan dan berkata sati saja yang aku minta hari ini berikan aku hati yang damai, tenang supaya bisa menguasai tubuhku karena kalau tidak tenang akan stres maka akan semakin drop," ungkapnya.

Dalam doanya kalaupun harus pergi, biarlah pergi dalam ketenangan dan percaya Tuhan akan menjaga istri dan anaknya.

"Setelah doa dan penyerahan kepada Tuhan, tiba-tiba pertama kalinya mendengar suara Tuhan begitu jelas dan berkata hidup dan matimu bukan di tangan virus kalau belum waktunya tidak ada satu penyakit yang bisa membunuhmu, tapi kalau sudah waktunya walaupun memohon-mohon kamu akan mati," ungkapnya.

Luar biasa ketika suara itu ia dengarkan, tiba-tiba roh kudus ingatkan kepada satu ayat Firman Allah dalam Mazmur 107:18 dan 20 yang bunyinya mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut, itulah yang dialami tidak bisa makan lagi seolah sudah dekat dengan pintu gerbang maut itu.

2 Faktor Ini Bisa Percepat Pandemi Covid-19 Berakhir

Ayat ini begitu hidup, dibacanya berulang-ulang seorang diri, di kamar isolasi dibaca dengan suara yang keras sampai tiba-tiba merasakan damai, ketenangan yang luar biasa tubuh menjadi kuat.

"Di situ saya merasa Tuhan betul-betul hidup, kuasa kebangkitannya di mana waktu itu sementara merayakan Minggu-Minggu sengsara dan merasakan Tuhan melepaskan dari kecemasan dan ketakutan," tambahnya lagi.

Walaupun masih ada sakitnya tapi makin tenang, dan setelah roh ada dalam tubuh langsung kuat dan mata melihat jelas saat itu langsung menangis dan bersyukur kepada Tuhan.

Terima kasih Tuhan, Engkau begitu hidup dan merasakan kehadiranmu saat ini.

Itu terjadi pada dirinya di hari yang ketujuh, dan dipulihkan lalu pada tanggal April kalau tidak salah ia jelaskan langsung merekam khotbah sekaligus kesaksian untuk disiarkan pada ibadah online pada ibadah Jumat Agung.

Puji Tuhan dia tidak mau iblis menghalangi untuk melayani Tuhan, tidak mau karena tubuh di ruang isolasi dan tidak bisa melayani lagi.

Wagub Vicon Bersama Dikda, Evaluasi Pembejalaran Jarak Jauh

Pada tanggal 9 sebelum Jumat Agung, ada satu pasien masuk di ruangannya positif dan keadaan lebih parah, muntah-muntah sekujur tubuh memerah karena tidak tahan dengan obat dan batuk tidak pernah berhenti.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved