Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Australia Desak Cina Usut Asal Usul Corona: Trump Keluarkan Ancaman

Upaya Australia yang ingin mendorong penyelidikan asal-usul Coronavirus disease 2019 (Covid-19) menimbulkan ketegangan dengan Cina.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
AFP
Lukisan mural oleh seniman grafiti, Eme Freethinker, menampilkan Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengenakan masker di Berlin, Selasa (28/4/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Upaya Australia yang ingin mendorong penyelidikan asal-usul Coronavirus disease 2019 (Covid-19) menimbulkan ketegangan dengan Cina. Australia bahkan digambarkan sebagai "permen karet yang menempel di sepatu Cina".

Gugus Tugas Unika De La Salle Manado Serahkan Aksi Solidaritas Lasallian di Tengah Pandemi Covid-19

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne sebelumnya mendorong adanya penyelidikan menyeluruh atas asal-usul pandemi Covid-19, termasuk upaya awal penanganan yang dilakukan Cina di Kota Wuhan.

Usulan ini mendapat dukungan bukan hanya dari kalangan pemerintah, seperti PM Scott Morrison dan Menteri Dalam Negeri Peter Dutton, melainkan juga dari pihak oposisi.

Menanggapi permintaan Australia, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang menyebut usulan Australia sama sekali tidak berdasar. "Keraguan mengenai transparansi Cina tidak hanya tak sesuai fakta, tapi juga tidak menghargai upaya dan pengorbanan luar biasa dari rakyat Cina," kata Geng Shuang.

Tak berhenti sampai di situ, Dubes Cina untuk Australia Cheng Jingye pada pekan lalu mengisyaratkan jika Australia terus mendorong penyelidikan ini, bisa saja konsumen di Cina berhenti membeli produk dan jasa Australia.

Australia yang menafsirkan pernyataan Dubes Cheng Jingye sebagai ancaman "tekanan ekonomi" menyatakan tidak akan mengubah kebijakannya. Menteri Perdagangan Simon Birmingham menyebutkan, Pemerintah Australia telah menghubungi Dubes Cina terkait permasalahan ini.

Perdana Menteri Scott Morrison sebelumnya telah meminta negara-negara anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendukung penyelidikan independen ini. Ia bahkan menyebutkan Australia akan mendorong penyelidikan internasional dalam sidang WHO pada 17 Mei.

Dukung Program Nasi Ikan KKP, BKIPM Manado Bagikan 100 Nasi Bungkus ke Warga Terdampak Covid-19

Menteri Dalam Negeri, Peter Dutton menyatakan tidak mengerti mengapa Cina menolak upaya penyelidikan menyeluruh terhadap wabah ini. Pemimpin Oposisi, Anthony Albanese mengatakan Australia menginginkan adanya hubungan positif dengan Cina tetapi harus dibangun atas kepercayaan dan transparansi.

Presiden AS Donald Trump menyatakan, Cina ‘akan melakukan segala’ cara agar dia kalah dalam pergelaran Pilpres AS. Dalam wawancara dengan Reuters, dia kembali melontarkan kritikan terhadap Beijing terkait cara mereka dalam merespons pandemi Corona. Trump menerangkan, dia meyakini Cina ‘menghadapi banyak konsekuensi’ karena sikap negaranya dalam melayangkan kritikan terhadap mereka.

Dia menuturkan, Beijing seharusnya bisa memberi tahu dunia mengenai wabah yang pertama kali terdeteksi di Wuhan lebih cepat. Virus yang mulai masif menyerang sejak Januari 2020 menghantam ekonomi AS, salah satu senjata sang presiden dalam pilpres nanti. Presiden 73 tahun itu, yang tengah terlibat perang dagang dengan "Negeri Panda", tak menjabarkan bagaimana dia akan menghadapi negara itu.

"Mereka akan melakukan apa pun agar saya kalah (pada Pilpres AS). Banyak hal yang bisa saya lakukan. Kami akan melihat perkembangannya," tutur dia.

Dilansir BBC, Kamis (30/4/2020), dia yakin calon penantangnya, Joe Biden, yang lebih dipilih Beijing untuk menang dalam pemilu November nanti. Dia mengaku skeptis terkait jajak pendapat bahwa bakal calon presiden dari Partai Demokrat itu lebih diunggulkan dalam pemilu.

BIN dan KNPI Bantu Warga Terdampak Covid-19 di Mitra, Bagikan Sembako Hingga Masker Gratis

"Saya tidak percaya dengan polling. Saya yakin rakyat di sini cerdas. Mereka tentu tak akan memilih orang yang tidak kompeten," kata dia.

NYPD terinfeksi

Sebanyak 964 anggota Kepolisian New York (NYPD), Amerika Serikat, dilaporkan masih terinfeksi Corona. Jumlah itu terdiri dari 745 polisi dan 219 tenaga sipil.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved