Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Seorang Ilmuwan Terkenal China Sebut Covid-19 Mungkin Akan Kembali Setiap Tahun, Tak Bisa Diberantas

Seorang Ilmuwan top China mengatakan covid-19 mungkin tidak akan bisa diberantas tuntas.

Editor: Aldi Ponge
Freepik
ilustrasi virus corona 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejak munculnya virus corona, para ilmuwan terus meneliti soal virus tersebut.

Kendati belum ditemukan vaksinnya sudah teruji. Banyak hasil penelitian soal Covid-19 tersebut.

 Seorang Ilmuwan top China mengatakan covid-19 mungkin tidak akan bisa diberantas tuntas.

Patogen kemungkinan akan kembali dalam periode gelombang waktu tertentu seperti flu.

Seperti yang diberitakan Bloomberg, peneliti top China berkata lewat konferensi singkat Senin (27/4/2020) lalu bahwa virus corona Covid-19 mungkin tidak bisa menghilang begitu saja seperti saudaranya, SARS, 17 tahun lalu.

Sebab, virus corona baru ini bisa menginfeksi sesorang tanpa menyebabkan gejala yang jelas seperti demam.

Kelompok orang-orang yang tidak memiliki gejala itu disebut dengan asymptomatic atau asimtomatik.

Penularan menjadi sulit terkendali karena Orang Tanpa Gejala (OTG) bisa menyebarkan virus tanpa mereka sadari.

Sementara itu dalam kasus SARS, orang yang terinfeksi akan mengalami sakit yang parah.

Saat mereka mengkarantina diri sendiri, penyebaran virus akan terhenti.

Pemerintah China kini masih terus mencari kasus asimtomatik setiap hari meski mereka telah mengklaim telah mengendalikan Covid-19.

"Sangat mungkin Covid-19 menjadi epidemi yang hidup berdampingan dengan manusia untuk waktu yang lama, menjadi musiman dan berkelanjutan dalam tubuh manusia," ujar Jin Qi, direktur Institute of Pathogen Biology di lembaga penelitian medial top China, Chinese Academy of Medical Sciences.

Sebuah konsensus sedang terbentuk di antara para peneliti dan pemerintah terkemuka di seluruh dunia bahwa virus tersebut tidak mungkin dihilangkan, meskipun lockdown telah membuat ekonomi global terhenti.

Beberapa ahli kesehatan masyarakat menyerukan agar virus tersebut diizinkan untuk menyebar secara terkendali melalui populasi yang lebih muda seperti India, sementara negara-negara seperti Swedia memilih untuk tidak melakukan lockdown ketat.

Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, mengatakan bulan lalu bahwa Covid-19 bisa menjadi penyakit musiman.

Sebagai bukti, Fauci menyoroti kasus yang sekarang muncul di negara-negara di belahan bumi selatan saat mereka memasuki musim dingin.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved