Update Virus Corona Kotamobagu
Pemkot Kotamobagu Siapkan Skenario Matang Hadapi Wabah Covid-19
Pemerintah Kotamobagu telah menyiapkan skenario yang matang dalam melakukan pencegahan dan penanganan penyebaran Virus Corona
Penulis: Erlina Langi | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU – Pemerintah Kotamobagu telah menyiapkan skenario yang matang dalam melakukan pencegahan dan penanganan penyebaran Virus Corona (Covid-19), di Kota Kotamobagu.
Hal ini diungkapkan Wali Kota Ir Hj Tatong Bara.
Ia mengatakan pihaknya telah mempersiapkan dengan matang berbagai tindakan yang tepat dalam penanganan penyebaran virus ini.
"Kami sudah menyiapkan berbagai skenario yang jelas dan terukur untuk melakukan penanganan terhadap penyebaran virus ini, terutama penyediaan jaring pengaman sosial (social safety net) bagi masyarakat terdampak langsung dan sangat membutuhkan bantuan," ujarnya.
Bahkan tambah Tatong, saat ini Pemkot berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran selama penanganan Covid-19 ini, meski jika terus berlanjut hingga Desember 2020
"Sehingga masyarakat diminta tetap tenang dan selalu mengikuti imbauan pemerintah demi upaya memutuskan mata rantai Covid-19," tutup dia.
Pasar Ramadan Ditiadakan, Pedagang Takjil Kotamobagu Putar Otak untuk Berjualan
Mewabahnya Covid-19, membuat Pemerintah Kota Kotamobagu, meniadakan pasar jajan ramadhan tahun ini.
Hal tersebut, membuat pedagang takjil pun harus mencari lapak jualan, yang sesuai dengan rekomendasi pemerintah, baik didepan teras, maupun dalam lorong.
Terpantau Selasa (28/4/2020) di lokasi yang biasa menjadi pasar ramadhan di Kecamatan Kotamobagu Barat, Kelurahan Kotamobagu tepatnya di Kampung Baru, hanya sedikit pedagang yang berjualan, dengan posisi lapak yang bergeser masuk kedalam lorong. Meski begitu, tempat tersebut, tetap ramai dikunjungi pembeli
Mama Fahri (40), salah satu penjual takjil mengatakan meski ditiadakan pasar ramadhan tahun ini, namun tidak berpengaruh pada omset penjualannya
"Sebab orang-orang tetap membeli takjil, apalagi, yang sudah langganan. Namun posisi penjualan yang bergeser kedalam lorong sempit, memang membuat saya agak kesulitan," bebernya.
Kalau omset tambah dia, masih relatif stabil kisaran Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu dalam sehari, selama bulan ramadhan. "Alhamdulillah masih cukup untuk tambah-tambah keperluan di rumah," singkatnya.
Terpisah Agha Kastur, salah satu pengunjung mengaku memang tahun ini varian jualan ramadhan tak sebanyak biasanya.
Namun mau bagaimana lagi, dalam kondisi seperti ini, tentu kita harus bersyukur masih ada yang jualan takjil
Sementara Selasa (28/4/2020) terpantau di Ruas Jalan Kelurahan Mogolaing, Kecamatan Kotamobagu Barat, yang biasanya menjadi salah satu pusat jajanan ramadhan sebaliknya.
Tak ada satupun penjual takjil yang berjualan secara bergerombol. Lapak mereka terpisah-pisah, berderet didepan ruko yang ada disepanjang jalan
Yanti (36) salah satu pedagang mengatakan, memang pasca ditiadakannya pasar ramadhan akibat mewabahnya Covid-19, dirinya terus memutar otak, untuk berjualan guna menambah penghasilan keluarga.
"Jadi saya minta izin pada pemilik toko, agar bisa berjualan disini, dan syukur masih ada pembeli. Selain itu untuk menambah omset saya juga sembari berjualan via online, nanti pesanannya diantar oleh ojek online ke pembeli," bebernya.
Memang tambah dia penghasilan perharinya berkurang dari ramadhan sebelumnya. Tapi saya tetap bersyukur. Sebab mau bagaimana lagi, kondisinya sudah seperti ini. (drp)