Informasi Kesehatan
Cegah Diabetes Saat Pandemi Corona, Mulai Batasi Gula, Garam hingga Lemak
Dalam lima tahun terakhir, penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyakit yang paling banyak membunuh masyarakat Indonesia.
Selain membatasi konsumsi GGL, masyarakat juga harus mencermati informasi nilai gizi pada kemasan pangan olahan supaya asupan nutrisi harian tidak berlebih.
• Drama Baru di tvN Berjudul When My Love Blooms, Berikut 2 Alasan Mengapa Harus Nonton
Nilai gizi pada kemasan makanan
Direktur Standardisasi Pangan Olahan Badan POM, Dra. Sutanti Siti Namtini Apt, Ph.D memaparkan, produk pangan olahan yang sudah mendapatkan izin edar BPOM wajib mencantumkan informasi nilai gizi.
Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat memilih asupan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya demi menjaga kesehatan tubuh.

Informasi nilai gizi yang harus diperhatikan oleh masyarakat terdiri dari takaran sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi yang terdiri dari lemak, protein, karbohidrat, zat gizi mikro dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi).
"Masyarakat perlu memperhatikan kandungan zat gizi yang ada dalam produk, kemudian konsumsi sesuai kebutuhan (zat gizi apa yang harus dibatasi atau yang harus dipenuhi) untuk masing-masing individu," ungkap Sutanti.
Selain untuk individu yang sehat (belum terdiagnosa prediabetes maupun diabetes), anjuran batasi konsumsi GGL dan cermati informasi nilai gizi juga berlaku untuk penyandang diabetes, terutama di tengah pandemi COVID-19 yang saat ini sedang mewabah di Indonesia.
Lebih lanjut dr. Endang menuturkan, pada kondisi saat ini di mana COVID-19 sangat mudah menyebar dan menginfeksi, Kementerian Kesehatan RI menganjurkan penyandang diabetes untuk mengonsumsi nutrisi rendah GGL.
"Pasalnya, orang dengan diabetes memiliki kadar gula yang tidak terkontrol, sehingga amat rentan mengalami komplikasi serius jika positif terinfeksi COVID-19, bahkan dapat berakibat fatal," papar Endang.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, 80 persen penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes dan jantung disebabkan oleh perilaku tidak sehat, termasuk pola makan yang tidak sehat.

Di tengah kondisi pandemi COVID-19, masyarakat dengan kondisi penyakit tertentu seperti diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi serius apabila terkena COVID-19.
"American Diabetes Association menyatakan bahwa pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tidak terkontrol dan infeksi virus dapat meningkatkan peradangan di dalam tubuh.
Kombinasi kedua kondisi ini pun semakin memperburuk risiko komplikasi," imbuh Head of Nutrifood Research Center, Astri Kurniati, S.T., M.App.Sc.
Astri menegaskan, di tengah pandemi COVID-19 saat ini, mengontrol kadar gula darah menjadi semakin penting bagi penyandang diabetes.
• 7 Karakter Terburuk di Drama The World Of The Married, Rangkuman Episode 1-8
Rekomendasi