Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

KEBOHONGAN China Terus Dibongkar, Tiongkok Tidak Jujur Jumlah Kematian dan Pasien Pertama Covid-19

Kebohongan China Terbongkar Lagi, Selain Kecilkan Jumlah Korban yang Meninggal Akibat Covid-19, Ternyata ChinaJuga Tak Jujur Ungkapkan Hal Ini

Editor: Aldi Ponge
AP: Xie Huanchi via Xinhua via Kompas.com
Presiden China Xi Jinping 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  China terus mendapat sorotan soal ketidakjujuran terkait jumlah kematian virus corona.

Dunia menyoroti negara komunis yang dipimpin Presiden Xi Jinping tersebut karena dianggap menutupi banyak hal.

Amerika pun kini mengirim ahlinya ke Tiongkok untuk memeriksa lab di Wuhan.

Hingga kini misteri penyebab kasus covid-19 yang sudah menginfeksi hampr 3 juta orang dan membunuh hampir 200 ribu warga dunia ini belum terungkap.

Blakangan beberapa di antaranya mulai terkuak sedikit demi sedikit.

Mengutip Daily Express, beberapa waktu lalu China sempat membuat pengakuan soal jumlah korban yang meninggal akibat virus corona.

Setelah banyak negara mendesak China karena dituduh mengecilkan jumlah korban virus corona, akhirnya negeri tirai bambu itu merevisi jumlah yang dilaporkan.

Dalam laporan terbaru pada pekan lalu, China menambahkan jumlahnya sekitar 50% dari jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi.

Jika diwujudkan dalam angka 50% tersebut sekitar 1.000 lebih pasien ditambahkan meninggal dunia di China akibat Covid-19.

Namun, itu hanya satu dari ketidakjujuran China yang terungkap, selama ini China ternyata juga tidak jujur dalam menginformasikan hal ini terkait virus corona.

Seperti diberitakan oleh Sout China Morning Post, China ternyata tidak jujur dalam mengkonfirmasi korban pertama mereka selama ini.

Dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kasus Covid-19 pertama kali dikonfirmasi di China pada 8 Desember 2019.

Lagi-lagi China merevisi peryataan itu, mereka mengatakan bahwa kasus virus corona di China sebenarnya sudah ada sejak 17 November 2019.

Menurut data pemerintah China, pasien itu adalah seorang pria 55 tahun yang berasal dari Provinsi Hubei.

Sejak November 2019, dilaporkan sudah ada lima kasus setiap harinya.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved