Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bisnis

Gaji Rp 80 Juta per Bulan? Ini Kisah Seorang Pegawai Swasta Dengan Gaji Rp 80 Juta per Bulan

Cerita seorang dengan gaji Rp 80 juta sebulan tengah jadi perbincangan hangat di jagat media sosial. Yang jadi bahan bahasan warganet

Editor: Glendi Manengal
Tribunnews.com
Ilustrasi Seorang pegawai swasta dengan Gaji 80 juta sebulan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dari kisah seorang dengan gaji Rp 80 juta sebulan tengah jadi perbincangan hangat di jagat media sosial. Yang jadi bahan bahasan warganet, pegawai swasta bergaji besar itu belakangan dirumahkan dan tak lagi menerima gaji sejak pandemi virus corona.

Tapi karyawan tersebut sudah terlanjur mengambil cicilan rumah mewah hingga kredit mobil. Alhasil sejak dirumahkan, kondisi keuangan rumah tangganya langsung berantakan karena tak ada lagi pemasukan.

Mengingat pengalaman pahit tersebut, ada baiknya seseorang jeli dalam mengelola keuangan dan tak jojoran untuk pengeluaran yang sifatnya belum masuk prioritas. Mengalokasikan sebagian pendapatan untuk tabungan investasi adalah pilihan bijak.

Promo Bulan Ramadhan Pizza Hut, Beli 1 Gratis 1, Pesan Langsung Sekarang Lewat Ojek Online

Penempatan investasi jadi pilihan yang baik untuk mereka yang berstatus karyawan, dari yang bergaji UMR hingga mereka yang memiliki pendapatan bulanan hingga ratusan juta.

Dua instrumen penempatan uang yang umum dipakai beberapa kalangan yakni reksadana dan deposito bank. Beberapa penempatan lainnya seperti logam mulia, surat utang, hingga saham.

Reksadana merupakan investasi dengan konsep menghimpun dana dari banyak investor yang kemudian dikelola manajer investasi atau MI ke dalam berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan sebagainya.

Reksadana juga jadi alternatif bagi investor yang enggan menghitung risiko atas investasi mereka di pasar saham atau pasar uang. Modal yang dibutuhkan juga tak terlalu besar.

Salah satu jenis reksadana yang bisa dipilih yakni reksadana pendapatan tetap. Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menempatkan mayoritas investasinya ke dalam instrumen surat utang (obligasi) dan produk pasar uang.

Portofolio reksadana pendapatan tetap minimal 80 persen harus terdiri dari surat utang, sedangkan sisanya merupakan produk pasar uang.

Lalu, apakah reksadana tetap lebih menguntungkan dibandingkan menempatkan uang di deposito bank?

Jika mengacu pada kinerja 2019, reksadana pendapatan tetap lebih menguntungkan ketimbang menyimpan uang di deposito perbankan.

Tahun lalu, reksadana pendapatan tetap mampu mencatatkan kinerja yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiga jenis reksadana lainnya, yakni sebesar 8,73 persen.

Bandingkan dengan bunga deposito bank yang berada di kisaran 6 persen, itu pun belum termasuk potongan pajak pendapatan bunga deposito yang mencapai 20 persen.

Meski sebagian besar penempatan dananya berada di obligasi, reksadana ini tak lantas dikenal sebagai reksadana obligasi. Selain itu, tak sama dengan namanya, investor tak selalu mendapatkan pendapatan tetap.

Sebutan reksadana pendapatan tetap diberikan karena reksadana ini berinvestasi pada instrumen surat utang (obligasi) yang memberikan pendapatan tetap secara berkala dalam bentuk kupon.

Oleh karena itu, reksadana ini lebih dikenal dengan reksadana pendapatan tetap (fixed income fund).

Trump dan Jokowi Berbincang Lewat Telepon Soal Kerja Sama Dalam Penanganan Virus Corona

Reksadana Pendapatan Tetap Vs Deposito

Deposito merupakan simpanan di bank dengan saldo minimum dan dalam jangka waktu tertentu. Berbeda dengan reksadana, nasabah dijamin mendapatkan keuntungan berupa bunga.

Sementara reksadana, dana minimum yang dibutuhkan relatif kecil dibandingkan dengan deposito. Selain itu, reksadana bisa dicairkan kapan saja oleh investor dengan menjualnya saat itu juga.

Perbedaan lainnya, dana nasabah di deposito bank dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sehingga tak mimiliki risiko.

Di satu sisi, deposito merupakan cara berinvestasi oleh MI dengan menempatkan dananya pada obligasi yang memiliki kemungkinan gagal bayar sehingga bisa berakibat pada kerugian investasi.

Jika membandingkan dari return yang didapat, bunga deposito selalu mengacu pada suku bunga acuan yang saat ini berada di level 5,25 persen.

Berbeda dengan deposito, yang mana uang investor yang terkumpul ditempatkan pada surat utang yang diterbitkan perusahaan atau pemerintah. Dimana sebagai timbal baliknya, investor mendapatkan kupon.

Prinsip yang berlaku dalam obligasi, semakin besar kupon, semakin tinggi pula harga obligasinya. Begitu pun sebaliknya.

Nilai keuntungan dari obligasi inilah yang akan menentukan nilai aktiva bersih (nilai beli atau jual) reksadana pendapatan tetap kita nantinya.

Manajer investasi yang harus memilih obligasi yang tepat agar nilai aktiva bersih reksadana pendapatan tetap tersebut menjadi bertumbuh.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Geger Gaji Rp 80 Juta Sebulan, Enaknya Buka Reksadana atau Deposito Bank?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved