Update Virus Corona Indonesia
HOAKS Video Kakek Positif Covid-19 Mengamuk dan Ancam Bunuh Diri saat Dijemput, Ini Faktanya
Tampak pria tua terlihat berontak saat sejumlah petugas medis yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mencoba menjemput paksa.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah video menampilkan kakek yang mengamuk saat dijemput petugas medis menjaid viral di media sosial
Tampak pria tua terlihat berontak saat sejumlah petugas medis yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mencoba menjemput paksa.
Dari dua akun Instagram yang mengunggah video itu, @kabarjakarta1 dan @ndorobeii, kompak kedua akun menulis caption yang sama.
"Seorang pria dengan status positif corona menolak berobat di Kelurahan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Pria tersebut menolak berobat karena takut dikucilkan. Terimakasih Tim Medis, TNI, Polri, dan perangkat Kelurahan yang akhirnya berhasil mengevakuasi pria tersebut dari rumah". tulis kedua akun tersebut.
Fakta yang sebenarnya adalah, pria yang mengalami gangguan jiwa itu merupakan orang dalam pemantauan (ODP), bukan pasien positif Covid-19.
Kakek berinsiall HM ini menyandang status ODP karena menantunya dinyatakan positif virus corona.
Saat itu, tim medis melakukan rapid test virus corona terhadap Kakek HM pada Minggu (19/4/2020).
Hasil rapid test HM dinyatakan reaktif.
“Yang ramai di Instagram itu, memang dari hasil rapit diagnostic test (RDT), orang tersebut menunjukkan hasil reaktif, kalau yang positif itu tidak akan di rumah, kita isolasi semua di rumah sakit,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat Made Ambaryati saat dikonfirmasi, Rabu (22/2/2020).
HM kini telah dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mataram.
“Dia adalah mertua dari pasien positif yang saat ini sedang di RSUD,” ujar Ambaryati.
Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.
Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.
Camat Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Jamaludin mengklarifikasi video seorang kakek yang mengamuk saat dievakuasi petugas medis berpakaian alat pelindung diri (APD) lengkap.
Menurut Jamaludin, kakek berinisial HM itu merupakan warga Desa Sigeraongan, Kecamatan Lingsar, dan memiliki riwayat gangguan kejiwaan.
Kakek HM menyandang status orang dalam pemantauan (ODP) karena menantunya dinyatakan positif virus corona baru.
Saat itu, tim medis melakukan rapid test virus corona terhadap Kakek HM pada Minggu (19/4/2020). Hasil rapid test HM dinyatakan reaktif.
Mendapati hal itu, petugas dengan pakaian lengkap membawa HM ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Tapi, HM menolak. Proses evakuasi itu cukup alot karena HM melawan.
HM bahkan mengancam bunuh diri menggunakan pisau.
"Saat evakuasi berlangsung alot, karena yang bersangkutan mengancam petugas dengan senjata tajam berupa pisau cutter untuk melukai dirinya," kata Jamaludin lewat keterangan tertulis Rabu (22/4/2020).
Jamal mengatakan, HM beberapa kali mengancam untuk melukai petugas medis dengan parang.
Petugas medis didampingi TNI dan Polri pun mengajak HM berdialog agar mau dievakuasi ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
"Dia bahkan beberapa kali mengacungkan parang ke kita, evakuasi berhasil sekitar 30 menit lamanya," kata Jamaludin.
Saat digiring ke mobil ambulans, HM juga sempat meludahi tenaga medis yang mengenakan APD lengkap.
Sebelumnya, beredar video petugas medis memakai APD lengkap mengevakuasi HM dari rumahnya.
HM yang mengenakan sarung oranye dan kaos putih berontak dan menolak dibawa ke mobil ambulans. HM terlihat menendang salah satu petugas medis yang menggiringnya.
Dalam video berdurasi 32 detik itu, HM juga menolak menggunakan masker. Petugas medis terus memaksa HM hingga akhirnya mau memakai masker.
Video itu juga telah dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat Made Ambaryati.
Ambaryati membantah kakek tersebut pasien positif Covid-19.
“Yang ramai di Instagram itu, memang dari hasil rapit diagnostic test (RDT) orang tersebut menunjukan hasil reaktif, kalau yang positif itu tidak akan di rumah, kita isolasi semua di rumah sakit,” kata Ambaryati.
Ambarwati menyampaikan, orang tersebut merupakan mertua dari salah satu pasien positif Covid-19 di Kabupaten Lombok Barat.