Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Israel

TERBARU Israel Membentuk Pemerintahan Darurat, Akibat Kegagalan Netanyahu, Kekuasaan Dibagi Dua

Kesepakatan koalisi antara Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu dan Partai Biru Putih pimpinan Benny Gantz

Editor: Aldi Ponge
ISTIMEWA
PM Israel Benyamin Netanyahu dan Pimpinan Oposisi Benny Gantz 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar terbaru pemerintaha di Israel kini dibagi dua antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin oposisi Benny Gantz.

Mereka mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan  untuk membentuk ” pemerintahan darurat nasional“ pada Senin (20/4/2020)

Kesepakatan koalisi antara Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu dan Partai Biru Putih pimpinan Benny Gantz mengakhiri kebuntuan politik yang sudah berlangsung sejak lama.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat berbicara dalam pertemuan antar-menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Senin (11/12/2017).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat berbicara dalam pertemuan antar-menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Senin (11/12/2017). (EMMANUEL DUNAND / AFP)

Sebelumnya, dalam tiga kali pemilihan umum Israel, tidak ada pihak yang berhasil mencapai mayoritas mutlak.

Sekalipun meraih suara terbanyak, Netanyahu berkali-kali gagal membentuk pemerintahan koalisi.

Isi kesepakatan yang dicapai tidak segera diumumkan, tetapi kedua politisi membuat pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh partainya masing-masing.

Media lokal melaporkan, Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz akan berbagi kekuasaan selama masa pemerintahan tiga tahun.

Setelah satu setengah tahun, Benjamin Netayanhu akan mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri, digantikan oleh Benny Gantz.

Memecah kebuntuan beruntun

"Saya berjanji kepada Negara Israel, pemerintahan darurat nasional akan bekerja untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian warga Israel.

Saya akan terus melakukan segalanya untuk Anda warga Israel," kata Netanyahu di akun Twitternya segera setelah kesepakatan tercapai.

Benny Gantz juga menulis kepada pendukungnya lewat Twitter:

"Kami mencegah pemilihan umum keempat. Kami akan mempertahankan demokrasi. Kami akan memerangi corona dan mengurus semua warga Israel."

Perundingan alot, sepakat hadapi pandemi corona

Pekan lalu, baik kubu Benjamin Netanyahu maupun kubu Benny Gantz melewatkan tenggat waktu untuk menyusun koalisi dengan partai-partai yang lebih kecil, maupun koalisi besar.

Namun mereka akhirnya diberi lebih banyak waktu setelah menyatakan bahwa mereka telah membuat "kemajuan signifikan" dalam negosiasi membentuk pemerintahan darurat untuk mencegah pemilu keempat.

Benny Gantz selama kampanye pemilu berjanji tidak akan menerima tawaran untuk ikut dalam pemerintahan Netanyahu, yang akhir tahun lalu menghadapi gugatan korupsi, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Setelah perundingan alot, kedua politisi akhirnya sepakat membentuk koalisi setelah dunia diguncang pandemi corona.

Israel saat ini mencatat lebih dari 13.600 kasus Covid-19, dengan jumlah kematian 173 orang.

Tuntut PM Lengser

Ribuan demonstran Israel tetap mematuhi social distancing saat melakukan unjuk rasa pada Minggu (19/4/2020).

Mereka berunjuk rasa menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilengserkan dari kursi orang nomor satu Israel.

Dilansir dari Daily Mail Minggu (19/4/2020), ribuan demonstran Israel mengenakan masker dan tetap menjaga jarak dua meter sesuai anjuran social distancing.

Sebanyak 2.000 aktivis berkumpul di Rabin Square mengikuti seruan yang diluncurkan di Facebook oleh gerakan "Black Flag" yang mengecam kelanjutan pemerintahan Netanyahu.

Demonstran Israel memperingatkan perundingan koalisi antara Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz adalah ancaman untuk demokrasi negara tersebut.

"Biarkan demokrasi menang," tulis sebuah plakat, sementara beberapa demonstran menulis "Menteri Kejahatan" di masker mereka, yang jelas merujuk ke persidangan korupsi Netanyahu yang akan datang.

Banyak pula yang mengibarkan bendera hitam sebagai simbol ancaman terhadap demokrasi Israel.

"Anda tidak memerangi korupsi dari dalam," kata Yair Lapid, pemimpin oposisi baru mantan sekutunya Gantz. "Jika Anda di dalam, anda adalah bagian dari itu."

Demokrasi di abad 21 mati karena "orang baik diam dan orang lemah menyerah," kata Lapid.

Netanyahu yang menyangkal melakukan 3 kesalahan, berada di bawah dakwaan pidanan dalam 3 kasus korupsi.

 
Di bawah panji "Selamatkan Demokrasi", para demonstran meminta partai Gantz tidak bergabung dalam koalisi yang dipimpin oleh seorang perdana menteri yang diduga korup.

Parlemen Israel ditugaskan membentuk pemerintahan pada Kamis (16/4/2020) setelah Netanyahu dan eks rivalnya Benny Gantz melewatkan tenggat waktu untuk memastikan aliansi, tetapi negosiasi antara kedua pihak masih berlangsung.

Daily Mail mengabarkan, parlemen Israel yang berisi 120 anggota tidak memiliki jalur yang jelas menuju koalisi pemerintahan yang stabil, sehingga langkah itu berisiko memperpanjang krisis politik terburuknya. 

Gentz dan Netanyahu masih bisa menyepakati pemerintah persatuan darurat untuk membantu menghadapi pandemi Covid-19 di Israel, prospek yang ditentang para demonstran.

Covid-19 di Israel telah tercatat lebih dari 13.000 kasus, dengan 173 korban meninggal hingga Senin (20/4/2020).

Lockdown parsial telah diterapkan, dengan membatasi sebagian besar warga Israel di kediaman mereka, dan memaksa bisnis tutup yang membuat pengangguran jadi sekitar 26 persen.

SUMBER: https://www.tribunnews.com/internasional/2020/04/21/netanyahu-dan-pimpinan-oposisi-benny-gantz-sepakat-berbagi-kekuasaan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved