Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Tentang Virus Corona, Tenaga Medis di Papua Katakan Hanya Merawat dengan Meraba-raba

Di Papua Barat, pengujian hasil tes Covid-19 masih berjalan lambat, kondisi yang menurut seorang dokter bisa berujung pada outbreak.

Editor: Rizali Posumah
Kompas.com
Ilustrasi Virus Corona. 

Dia mengatakan 305 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia sudah bisa menggunakan alat itu sebagai alternatif tes PCR.

"(Sebanyak) 305 (faskes) itu termasuk di Mimika, Merauke, Sorong, Fakfak, Sikka (NTT), Lembata (NTT)," ujarnya.

Meski begitu, Juru bicara Gugus tugas COVID-19 Papua Barat, Arnoldus Tiniap, mengatakan TCM belum bisa dilaksanakan di wilayahnya.

"Sudah ada alatnya tapi perlu di-install dan perlu pemasangan cartridge (untuk pengetesan Covid-19)," ujar Arnoldus.

Sebelumnya, Yurianto mengatakan, Indonesia akan memesan 112.000 cartridge untuk melaksanakan TCM dari Swedia. Namun belum jelas kapan komponen ini tiba.

'Hanya ada satu dokter paru-paru'

Tenaga medis khawatir jika kasus Covid-19 meluas di Papua Barat, fasilitas kesehatan tidak akan mencukupi.

Dari 14 rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani Covid-19 di Papua Barat, hanya ada tujuh ventilator yang aktif, ujar Juru bicara Gugus tugas COVID-19 Papua Barat, Arnoldus Tiniap.

Menurut data BPS, penduduk Papua Barat mencapai sekitar 900.000 orang.

Provinsi itu hanya memiliki satu orang dokter paru-paru, yakni di Teluk Bintuni.

Papua Barat kini tengah mencoba merekrut lima dokter spesialis, termasuk dua dokter paru-paru, spesialis anastesi, radiologi, dan patologi, seperti diberitakan Antara.

Dokter Tumpal Simatupang, yang berdinas di RSUD Sorong, mengatakan kasus Covid-19 di daerah itu dipegang oleh dokter penyakit dalam juga dokter THT seperti dirinya.

Ia memberi contoh, kapasitas RSUD Sorong, yang merupakan satu dari dua rumah sakit rujukan pemerintah di Papua Barat, hanya bisa menampung 15 pasien.

"Gubernur sudah ambil langkah, sudah direncanakan satu rumah sakit lapangan di sini, untuk mengantisipasi peningkatan pasien," katanya.

'Kasus sudah berkecamuk, tapi orang masih santai'

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved