Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Temuan Baru Ilmuwan China: Kemampuan Mutasi Virus Corona Agresif, Tapi Masih Diremehkan

Ada studi baru yang dilakukan para ilmuwan China telah menemukan kemampuan virus corona baru, SARS-CoV-2, dalam bermutasi.

Editor: Glendi Manengal
ERIN BOLLING / US ARMY / AFP
Ilustrasi 

Ukuran sampel dalam penelitian terbaru ini sangat kecil. Studi lain yang melacak mutasi virus biasanya melibatkan ratusan, atau bahkan ribuan strain.

Tim Li mendeteksi lebih dari 30 mutasi virus corona dan di antara mereka sebanyak 19 mutasi atau sekitar 60 persen adalah mutasi virus baru.

Mereka menemukan beberapa mutasi ini dapat menyebabkan perubahan fungsional pada spike protein virus, struktur unik di atas selubung virus yang memungkinkan virus corona mengikat sel manusia.

Untuk memverifikasi teorinya, Li dan rekannya menginfeksi sel dengan strain yang membawa mutasi berbeda.

Jenis yang paling agresif dapat menghasilkan viral load hingga 270 kali lebih banyak dibandingkan jenis yang paling lemah. Strain ini juga membunuh sel-sel dengan sangat cepat.

Hari Kartini, Momentum Mengingat Habis Gelap Terbitlah Terang, di Tengah Pandemi Covid-19

"Itu adalah hasil tak terduga dari sedikitnya selusinan pasien yang menunjukkan perbedaan dari strain virus yang sebagian besar masih diremehkan," jelas Prof Li.

Gen virus corona yang bermutasi berbeda dari strain paling awal yang diisolasi di Wuhan, tempat virus ini pertama kali terdeteksi.

Virus corona berubah dengan kecepatan rata-rata satu mutasi per bulan. Pada hari Senin, lebih dari 10.000 strain telah diurutkan oleh para ilmuwan di seluruh dunia, dan menurut China National Centre for Bioinformation strain tersebut mengandung 4.300 mutasi.

Pengembangan vaksin pertimbangkan mutasi virus
Temuan dari studi ini bisa menjelaskan perbedaan dalam mortalitas regional. Sebab, infeksi pandemi dan tingkat kematian bervariasi dari satu negara dengan negara lain.

Masalah ini juga semakin rumit, sebab tingkat kelangsungan hidup tergantung juga pada banyak faktor, seperti usia, kondisi kesehatan yang mendasari atau bahkan golongan darah.

Ilustrasi Virus Corona
Ilustrasi Virus Corona (ISTIMEWA)

Buruh Ngotot Gelar Aksi May Day 30 April, Di Tengah Pandemi Virus Corona, Meski Polisi Tak Izinkan

Di rumah sakit, Covid-19 telah diperlakukan sebagai salah satu penyakit dan pasien telah menerima pengobatan yang sama terlepas dari strain yang mereka miliki.

Prof Li dan koleganya menyarankan agar kemungkinan mutasi virus corona ini di suatu wilayah dapat dipertegas untuk menentukan tindakan yang dapat dilakukan dalam melawan virus SARS-CoV-2 ini.

"Pengembangan obat-obatan dan vaksin, walaupun mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi virus corona ini. Untuk menghindari potensi yang lebih buruk," jelas Prof Li.

Untuk diketahui, Prof Li adalah ilmuwan China pertama yang mengusulkan lockdown kota Wuhan, yang diketahui sebagai tempat pertama merebaknya wabah virus corona baru ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan China: Kemampuan Agresif Mutasi Virus Corona Masih Diremehkan"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved