Misteri Kematian Mendadak Kartini, 30 Menit Sebelumnya Sehat dan Bugar, Benarkah Diracun?
Bukannya membaik, Kartini malah meregang kejang hingga akhirnya menjemput ajal di usia masih sangat muda, yakni 25 tahun.
Van Ravesteijn, dokter sipil dari Pati, datang dan memberinya obat.
Setelah itu, tiba-tiba ketegangan di perut Kartini menghebat dan 30 menit kemudian dia meninggal.
"Dalam pelukan saya dan di hadapan dokter," kata sang suami.
Demikian kisah yang diceritakan dalam buku berjudul "Kartini, Sebuah Biografi" karya Sitisoemandari Soeroto yang rilis pada 1979.
Sekitar 4 hari sebelum ajal, Kartini melahirkan anak tunggalnya yakni Raden Mas Soesali.

Sebenarnya dokter langganan Kartini adalah Bouman, seorang dokter sipil di Rembang.
sayang saat merasakan kontraksi satu hari sebelumnya Bouman keluar kota.
Karena dokter langganan tidak ada di tempat, suami Kartini terpaksa memanggil dokter Van Ravesteijn dari Pati untuk membantu persalinan istrinya.
Empat hari setelah persalinan, Van Ravesteijn datang untuk memeriksa Kartini.
Kondisi wanita yang terkenal dengan kumpulan surat berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" ini masih baik-baik saja.
Van Ravesteijn lantas meminta Kartini meminum obat.
Sekitar 30 menit setelah Ravesteijn pergi, tetiba Kartini merasakan sakit peruh yang menghebat.
Djojoadiningrat lantas menyuruh orang untuk memanggil sang dokter untuk kembali.
Namun Kartini tak tertolong lagi.
Kematian mendadak Kartini sontak menimbulkan rumor bahwa istri Bupati rembang tersebut meninggal karena diracun.