Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Harga BBM Tidak Turun di Tengah Wabah Virus Corona, Dirut Pertamina Beri Penjelasan

Harga Bahan Bakar Minyak ( BBM) di Indonesia hingga kini tidak kunjung turun. Padahal saat ini Indonesia tengah dilanda dengan wabah virus corona.

Editor: Rhendi Umar
fernando lumowa/tribun manado
Pertamina Integrated Terminal Bitung melayani penyaluran BBM untuk Sulut, Sulteng dan Malut. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Harga Bahan Bakar Minyak ( BBM) di Indonesia hingga kini tidak kunjung turun.

Padahal saat ini Indonesia tengah dilanda dengan wabah virus corona.

Berbagai desakan bagi Pertamina untuk menurunkan harga bahan bakar ninyak (BBM) terus bermunculan.

Yang terbaru, dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual antara Pertamina dan Komisi VII DPR RI, sejumlah anggota Komisi VII DPR memepertanyakan alasan harga BBM tak kunjung mengalami penyesuaian kendati harga minyak mentah terus menurun sementara nilai tukar rupiah dinilai semakin membaik.

Salah satu pertanyaan datang dari anggota Komisi VII dari Fraksi Demokrat Sartono meminta Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memaparkan secara gamblang alasan penurunan belum bisa dilakukan.

"Soal harga BBM, pertamina harus konferensi pers, terbuka jelaskan alasan belum turunkan harga BBM," ujar Sartono, Selasa (21/4).

Menanggapi berbagai pertanyaan yang dilontarkan, Nicke menuturkan, kendati terjadi penurunan parameter seperti Indonesia Crude Price (ICP) namun nilai tukar dinilai masih tinggi.

"Kenapa BBM tidak turun, formula harga BBM ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Semoga pemerintah ambil keputusan tepat. ICP memang turun tapi dollar lebih tinggi dari yang kami rencanakan. (Apalagi) demand turun," terang Nicke.

Nicke melanjutkan, penerapan harga yang murah juga tidak serta merta mendorong peningkatan konsumsi masyarakat dan akan membebani usaha Pertamina untuk tetap mencatatkan keuntungan di tengah bayang-bayang kerugian akibat pandemi corona.

"Bagi kami dampaknya tidak positif hari ini, dampaknya negatif," jelas Nicke.

Nicke menambahkan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pihaknya tidak mungkin melakukan penyesuaian dana belanja modal dan biaya operasi secara harian mengikuti perubahan harga minyak mentah setiap harinya.

Nicke bahkan menyampaikan biaya produksi yang ada saat ini tergolong lebih tinggi dari harga minyak mentah (crude) pada saat ini.

"Saat ini crude impor harganya lebih rendah daripada crude domestik. Kita lagi diskusikan dengan Kementerian ESDM bagaimana supaya kami tetap menyerap (domestik) tapi diberikan relaksasi harga, ini sedang dilakukan," jelas Nicke.

Tak hanya itu, Nicke menjelaskan kondisi saat ini bahkan membuat harga impor BBM lebih murah ketimbang harga minya mentah (crude).

Namun, opsi menyerap BBM impor yang memiliki harga murah tidak serta merta bisa dilakukan mengingat Pertamina memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelangsungan dan pemanfaatan energi dalam negeri untuk kepentingan masyarakat.

Sumber: Kontan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved