Info Kesehatan
BENARKAH Kunyit dan Temulawak Bikin Enzim ACE2 Meningkat Hingga Memudahkan Covid-19 Masuk ke Tubuh?
Ya Curcumin dalam rimpang kunyit dan temulawak disebut mampu meningkatkan ekspresi enzim ACE2 yang merupakan reseptor dari Covid-19.
Hasil penelitian sebelumnya menyatakan penggunaan kedua jenis obat tersebut memang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim ACE2.
• Sempat Geger Kunyit dan Temulawak Justru Bisa Memudahkan Tubuh Tertular Covid-19, Ini Penjelasannya
Namun, asosiasi profesional di berbagai negara memberikan respon bahwa bukti klinis yang mendukung kaitan peningkatan ACE2 dengan pandemi COVID-19 belum cukup kuat, sehingga pasien covid-19 yang juga mendapatkan pengobatan dengan obat-obat golongan ACEis dan ARBs tidak perlu menghentikan penggunaan obatnya.
Hal yang mirip terjadi dengan kekhawatiran penggunaan kunyit dan temulawak yang mengandung senyawa aktif curcumin.
Hasil penelitian Pang dkk., 2015, membuktikan bahwa curcumin dapat menjaga fungsi hati dengan menghambat fibrosis miokardial melalui modulasi sistem enzim renin-angiotensin dan meningkatkan ekspresi ACE2 pada hewan tikus.
Selain itu, hasil penelitian mengungkap juga bahwa curcumin berpotensi sebagai senyawa terapi yang dapat mengobati pasien gagal jantung akibat fibrosis yang tidak toleran terhadap terapi obat ACEis.
Belum ada bukti klinis dapat meningkatkan risiko infeksi
Seperti halnya kasus penggunaan obat ACEis dan ARBS pada pasien yang terpapar Covid-19, belum ada bukti klinis yang cukup kuat yang menyatakan bahwa curcumin juga dapat meningkatkan resiko infeksi Covid-19.
Berdasarkan hasil penelitian Hoffmann dkk., 2020, infeksi virus SARS-CoV-2 tidak hanya bergantung pada pengikatan protein S virus dengan ACE2 tetapi juga pada protein S priming oleh protease sel inang yaitu serine protease TMPRSS2.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan kesamaan penting antara infeksi SARS-CoV-2 dan SARS-CoV, serta mengidentifikasi target potensial untuk intervensi antivirus.
Jadi, pernyataan curcumin dapat menyebabkan peningkatan reseptor Covid-19 kontradiktif dengan banyak riset terkait manfaat klinis kunyit dan temulawak sebagai bahan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Di sisi lain, hasil riset Bioinformatika yang dirilis pada Maret 2020 menggunakan metode pemodelan bioinformatika (moleculer docking), mengungkap bahwa curcumin mampu berikatan dengan reseptor protein SARS-CoV 2, yaitu melalui ikatan dengan domain protease (6Lu7) dan spike glikoprotein.
Ikatan tersebut malah berpotensi dapat menghambat aktivitas Covid-19.
Selain itu, curcumin diketahui bisa menghambat pelepasan senyawa tubuh penyebab peradangan atau sitokin proinflamasi seperti interleukin-1, interleukin-6 dan tumor necrosis factor-α.
Pelepasan sitokin dalam jumlah banyak, disebut sebagai badai sitokin yang dapat menumpuk pada organ paru-paru kemudian menimbulkan sesak.
Dengan terhambatnya pengeluaran sitokin, maka tidak akan terjadi badai sitokin yang berdampak pada gangguan pernafasan.