Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hubungan

Demi Cegah Konflik dengan Pasangan di Masa Karantina, Buatlah Jarak

Psikolog Keluarga dan Pernikahan, Nadya Pramesrasni M. Psi mengungkapkan, berada di rumah dan selalu bertemu dengan pasangan adalah tantangan baru.

Editor: Rizali Posumah
NOVA
Ilustrasi - Meski sulit, pasangan tetap harus menciptakan jarak demi menghindarkan masalah selama masa karantina di rumah saja. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kehidupan pernikahan memang tak pernah terhindar dari masalah.

Di masa karantina karena pandemi virus corona, masalah juga bisa saja muncul di antara pasangan.

Psikolog Keluarga dan Pernikahan, Nadya Pramesrasni M. Psi mengungkapkan, berada di rumah dan selalu bertemu dengan pasangan adalah tantangan baru.

Untuk itu, Nadya mengatakan bahwa meski sulit, pasangan tetap harus menciptakan jarak demi menghindarkan masalah selama masa karantina di rumah saja.

“Menciptakan jarak saat kita diminta di rumah saja, jadi pasangan dituntut untuk menciptakan rutinitas baru,” ujar Nadya.

Masing-masing individu harus membuat kesepakatan akan rutinitas baru selama berada di masa karantina.

Rutinitas harian itu berupa waktu-waktu yang dialokasikan untuk kegiatan yang akan dilakukan masing-masing.

Seperti, kapan harus menyelesaikan pekerjaan, bermain bersama anak, atau kapan sama-sama menyelesaikan pekerjaan rumah hingga kapan waktu untuk sendiri.

Tak mudah memang menciptakan dan disiplin pada rutinitas baru ini. Namun, hal ini perlu dicoba dilakukan bila masa-masa di rumah saja, sudah mulai membuatmu dan pasangan sering berselisih.

Cara berkomunikasi juga harus diperhatikan. Nadya mengungkapkan, nada bicara yang salah, bisa jadi pemicu perkelahian yang seharusnya dihindari selama masa karantina ini.

Untuk itu, diperlukan pemilihan kata yang tepat untuk berkomunikasi dengan pasangan.

“Ini memang melelahkan untuk menata kata, formulasikan kata yang terdengar tidak seperti ingin merendahkan,” ungkapkan.

Hindari kata-kata dengan penekanan dan nada yang tidak pas.

“Contoh, ‘sih’, ‘loh, ‘hah’, (dengan penakanan) mungkin maksudnya bukan merendahkan apa yang mereka lakukan,” ujar Nadya.

Komunikasi antar pasangan juga disarankan untuk dijalankan dengan fokus pada saat si dia ingin berbincang.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved