Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Kesehatan

Panduan yang Tepat untuk Waktu & Durasi Berjemur di Bawah Sinar Matahari Agar Efektif

Tapi tahukah anda, ternyata banyak orang yang sudah berjemur masih kekuarang Vitamin karena cara berjemurnya tidak efektif.

Editor:
(IST)
IST Ilustrasi berjemur di bawah sinar matahari pagi. 

Semakin warna kulitnya putih, semakin mudah dan cepat membentuk vitamin D. Semakin gelap warna kulit semakin sulit dan butuh waktu lama bentuk vitamin D.

Dengan demikian, lama orang Manado berjemur itu berbeda dengan lama orang Jawa karena memang tipe kulitnya berbeda.

Kapan waktu yang tepat?

Berdasarkan inilah walaupun waktu berjemur sama, belum tentu rentang waktunya sama, karena berbeda warna kulitnya.

Ada penelitan di Jakarta bahwa UV indeks tertinggi di pukul 11:00 sampai 13:00 atau waktu tengah hari. Kalau berjemur pada jam-jam tersebut, kita akan mendapatkan produksi vitamin D paling tinggi.

Pukul 10:00 sudah tinggi karena indeks UV-nya sudah 6-7.
Pukul 14:00, indeks UV-nya juga 6-7.
Pukul 11.00 - 13.00 indek UV-nya 10-1

Lalu durasi berjemurnya?

Dokter Sondang menjelaskan, pada kulit tipe 3 hanya perlu waktu 10-15 menit bila berjemur pukul 10 keatas.
Tapi kalau jemur di pagi hari bisa juga, tapi butuh waktu lebih lama.

Sondang Aemilia menjelaskan, tubuh kita memiliki sistem kekebalan tubuh.

Sinar matahari, perannya adalah membentuk vitamin D yang dibutuhkan tubuh untuk:

1. Meningkatkan imunita tubuh.
2. Memperkuat tulang.
3. Melawan virus-virus yang masuk ke tubuh kita," ujar dr Sondang.

 Salah Pilih Waktu Jadi Keriput

Sinar matahari memiliki ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB). Dari seluruh ultraviolet matahari, sebanyak 95 persen adalah UV A dan sisanya UVB hanya 5 persen.
“Padahal untuk membentuk vitamin D membutuhkan UVB. Jadi kita harus pandai-pandai, kapan paling banyak, di jam berapa?,” kata dokter Sondang Aemilia kepada wartakotalive.com.

Ada satu keuntungan dan juga kerugian dari UVB ini, yakni gelombangnya lebih pendek, sehingga jadi akan lebih susah untuk tembus dari atmosfir.

Kalau sedang banyak awan, polusi, UVB ini sulit sampai ke permukaan bumi, artinya juga sulit juga sampai ke permukaan kulit.
Sementara UVA gelombangnya lebih panjang, sehingga dapat tembus sampai ke lapisan dermis. Tapi karena UVA inilah yang bisa menyebabkan kanker kulit, penuaan dini, serta rusaknya kolagen yang menyebabkan munculnya keriput.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved